Slow Living Jadi Gaya Hidup Pilihan Milenial 2025

gayahidup Foto: Dok: Istimewa.

Jakarta - Beberapa tahun belakangan, generasi milenial identik dengan hustle culture atau budaya kerja keras yang serba cepat. Namun, memasuki tahun 2025, tren ini mulai bergeser ke arah slow living.

Fenomena ini tidak terlepas dari ketidakpastian global yang melanda dunia, mulai dari pandemi 2020, krisis ekonomi, hingga ancaman Perang Dunia III. Pengalaman-pengalaman ini telah mendorong jutaan orang untuk memikirkan ulang prioritas hidup mereka, beralih mencari ketenangan dan kesederhanaan.

"Slow living" berakar dari gerakan "slow food" yang muncul pada tahun 1980-an di Italia sebagai reaksi terhadap maraknya fast food. Seiring waktu, ide ini berkembang dan memperlambat tempo hidup di berbagai aspek, seperti traveling, fesyen, dan bahkan pola asuh anak. Kini, "slow living" bukan lagi gaya hidup niche atau terbatas, melainkan telah menjadi tren utama di berbagai kalangan.

Bagi Anda yang tertarik menerapkan "slow living", berikut adalah beberapa langkah praktis yang bisa dimulai:

Lakukan Detoksifikasi Perangkat Digital:
Salah satu langkah awal "slow living" adalah mengisi waktu dengan aktivitas analog, menjauhi gawai agar tidak terlalu terhubung dan menerima banyak informasi. Anda bisa mengganti waktu scrolling media sosial dengan membaca buku, membuat kue, atau journaling. Aktivitas-aktivitas ini akan membawa hidup lebih mindful dan membantu lebih tenang.

Terapkan JOMO (Joy of Missing Out):
JOMO adalah antitesis dari FOMO (fear of missing out). Pada tahun 2025, tren ini mengajak Anda untuk bahagia karena melewatkan waktu. Mulailah dengan mengenali apa yang benar-benar penting dan berani berkata 'tidak' pada hal-hal yang tidak sejalan dengan prioritas Anda.

Prioritaskan Perawatan Diri (Self-Care):
Self-care adalah bagian penting dari "slow living". Ini berarti mengakui dan memenuhi kebutuhan fisik, emosional, serta mental sebagai bentuk cinta pada diri sendiri. Aktivitas seperti yoga, mandi santai, atau berjalan di alam dapat menyehatkan tubuh dan jiwa. Dengan rutin melakukan self-care, Anda akan lebih siap menghadapi tantangan hidup dengan ketenangan.

Terapkan Minimalisme dalam Kehidupan:
Minimalisme kehidupan menjadi kunci mencapai kejernihan mental. Ini dimulai dari menata ulang tempat tinggal dengan membuang atau mendonasikan barang yang tidak berguna. Tujuan minimalisme bukan berarti hidup dengan sedikit barang, melainkan hidup dengan barang yang benar-benar memberikan nilai dan makna dalam hidup Anda.

Dekatkan Diri dengan Alam:
Alam memiliki kekuatan luar biasa, menyatu dengannya dapat memberikan rasa damai dan keseimbangan. Mendekatkan diri dengan alam dapat dilakukan dengan hiking di hutan, piknik di taman, atau duduk santai di halaman rumah. Luangkan waktu secara rutin untuk berinteraksi dengan alam. Momen-momen ini akan mengingatkan pada keindahan dan kesederhanaan yang menjadi inti dari "slow living".

Konten "slow living" semakin banyak ditemukan di media sosial, mulai dari meditasi dan journaling, memasak santai, hingga kebiasaan kerja yang tersusun. Ini menunjukkan bahwa kesadaran akan gaya hidup yang lebih tenang dan mindful semakin diminati.

   
BACA JUGA :