Awalnya Saya Tertarik ke Politik Karena Sosok SBY

yanharahap Foto: Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat yang juga Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang yudhoyono bersama Yan Harahap, Deputi Strategi dan Kebijakan Balitbang DPP Partai Demokrat

Jakarta-Yan Harahap, kini mulai dikenal namanya di telinga publik, khususnya di jagad twitter Partai Demokrat (PD).

Namanya mulai mencuat ke permukaan saat menentang semua narasi yang mencoba menggoyang kursi Kepemimpinan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

“Tidak usah jauh-jauh, Ketua Umum PD yang sah itu yang berani ke luar,” ujarnya ketika bincang-bincang di Kantor DPP PD, Menteng, Jakarta Pusat.

“Ini berkah di tengah kisruh,” sambung Deputi Strategi dan Kebijakan Balitbang DPP PD ini.

Yan Harahap mengatakan, PD sangat diuntungkan dengan kondisi sekarang ini, pasalnya masyarakat mulai mengulang memori kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono era 2004-2009 dan 2009-2014.

Lebih-lebih saat ini menjelang Pemilu 2024 yang sudah di depan mata, semua partai politik mulai menyusun strategi untuk merebut simpati dari masyarakat.

“Kita tidak perlu membangun citra, tapi orang-orang baik itu selalu ada dan ada di mana-mana,” katanya menanggapi cepatnya para pengurus PD menerima info kegiatan dari kontra AHY.  

Berdasarkan hasil survey Center for Political Communication Studies (CPCS) yang dimuat oleh antaranews.com 22 Maret lalu, menunjukan elektabilitas PD menanjak terus.

Elektabilitas partai yang dipimpin oleh AHY, ini mencapai 7,3 persen, mengalami kenaikan dibandingkan survey sebelumnya yang mencapai 3,5 persen.

“AHY adalah sosok pemimpin yang enerjik yang mewakili generasi muda. Sebagai kader Demokrat, sudah pasti kami menginginkan kepemimpinan AHY,” jawabnya ketika ditanya soal figur kepemimpinan nasional kedepannya.

Ia menjelaskan, sosok AHY itu jelas bibit, bebet, bobotnya. Selain pernah berkarir di dunia militer tapi AHY juga melengkapi pendidikan akademisnya di beberapa Universitas ternama di dunia.

“Sosoknya santun, sejalan dengan Pak SBY. Harus diakui, keluarga ini dari dulu sudah mengabdi untuk Republik. Mulai dari kakek, paman, hingga orang tuanya,” katanya.

Di sisi lain, di balik kecintaannya terhadap PD tidak lepas dari sosok SBY sejak menjabat sebagai Menkopolkam era Gusdur dan Mentamben era Megawati. Lebih-lebih setelah SBY menyatakan mundur dari kursi menteri pada 2004 yang sebelumnya sudah bergabung mendirikan Partai Demokrat pada 2001.  

“Ini Presiden berikutnya,” ujarnya kepada istri mengingatkan ketika melihat pernyataan SBY kala itu saat mundur dari kursi menteri di Televisi.