Foto: Dirjen Bimas Katolik Suparman. Dok Istimewa. Jakarta - Dirjen Bimas Katolik Suparman, menghadiri Musyawarah Nasional (Munas) Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Nasional (LP3KN) di Hotel Santika Hayam Wuruk, Jakarta Pusat, Jumat (09/05). Sejumlah program prioritas Ditjen Bimas Katolik tahun 2025 disampaikan dalam sesi pemaparan Dirjen. Dirjen menekankan efisiensi anggaran di tahun 2025 membuat Ditjen Bimas Katolik memprioritaskan program yang berdampak langsung pada masyarakat, seperti bantuan rumah ibadah dan penguatan sektor pendidikan. "Hampir seluruh anggaran Ditjen Bimas Katolik tahun ini diarahkan pada pelayanan langsung di wilayah 3T, terutama Papua," ujar Dirjen dalam paparannya. Dirjen kemudian memperkenalkan sejumlah program prioritas Ditjen Bimas Katolik tahun anggaran 2025. Pertama, penguatan kerukunan dan cinta kemanusiaan, salah satunya melalui perumusan "kurikulum cinta", sebuah inisiatif pengembangan pendidikan agama dan keagamaan yang bertujuan menanamkan nilai cinta kepada Tuhan, sesama manusia, lingkungan, dan bangsa sejak usia dini. "Kami berharap LP3KN bisa membantu Ditjen Bimas Katolik dalam merumuskan kurikulum cinta ini dengan menggali konsep kasih dalam ajaran Katolik," kata Dirjen dalam Munas yang dihadiri sekitar 250 orang yang berasal dari perwakilan keuskupan, Kabid/Pembimas Katolik, dan LP3KD seluruh Indonesia. Kedua, penguatan ekoteologi untuk mendorong pertumbuhan iman yang selaras dengan kepedulian lingkungan. Tiga fokus pengembangan pendidikan agama dan keagamaan di masa depan, kata Dirjen, yakni isu lingkungan, toleransi, dan nasionalisme. Dirjen menyebutkan pentingnya pendekatan ekoteologi untuk mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam pelestarian alam. Ketiga, layanan keagamaan yang berdampak, melalui bantuan dan renovasi rumah ibadah, khususnya di daerah 3T. Keempat, pendidikan unggul, ramah, dan terintegrasi, dengan fokus pada pengembangan Sekolah Menengah Agama Katolik (SMAK) Negeri Ende sebagai SMAK unggulan, serta transformasi Sekolah Tinggi Agama Katolik (STAKat) Negeri Pontianak menjadi institut. Kelima, pemberdayaan ekonomi umat melalui penguatan Badan Amal Kasih Katolik (BAKKAT). Dirjen juga menyampaikan pesan Menteri Agama agar Pesparani tahun 2026 difokuskan pada penguatan karakter liturgis dan tidak terjebak dalam nuansa euforia berlebihan. Salah satu isu strategis yang dibahas adalah usulan Menteri Agama terkait kemungkinan penggabungan seremoni pembukaan dan penutupan Pesparani dan Pesparawi tahun 2026. Usulan tersebut bertujuan mengefisienkan sumber daya serta memberi ruang kehadiran Presiden dan Wakil Presiden dalam acara nasional keagamaan Kristen dan Katolik seperti Natal Nasional yang selama ini selalu sukses diadakan setiap tahun. Munas LP3KN diharapkan menghasilkan sejumlah rekomendasi strategis yang akan disampaikan kepada Ditjen Bimas Katolik, termasuk sikap terhadap usulan penggabungan seremoni pembukaan dan penutupan Pesparani dan Pesparawi tahun 2026. BACA JUGA : Strategi Kemenag Dorong Layanan Keagamaan Berdampak di KUA Perayaan Tri Suci, Kirab Waisak Perjalanan Spiritual Sejati Umat Buddha Jelang Kedatangan Jemaah, Petugas Siapkan Layanan di Makkah Deportasi Hingga Denda, Kemenag Ingatkan Jangan Tergiur Visa Non Haji Please enable JavaScript to view the comments powered by Disqus.