Dituding Tidak Netral, Ketua KPU DKI Jakarta Curhat

kpud dki jakarta pilkada Foto: Ketua KPU DKI Jakarta, Sumarno.

Jakarta - Belakangan ini muncul beragam tudingan terkait netralitas Ketua KPU DKI Jakarta dalam pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta 2017. Mulai dari tudingan menemui salah satu pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, hingga menghadiri rapat tertutup.

Bahkan, kemarin di Gedung DPRD DKI Jakarta, anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta sempat meminta penegasan kepada Ketua KPU Sumarno, pada rapat persiapan putaran kedua pemilihan calon gubernur dan calon wakil gubernur Jakarta.

Sumarno pun menggunakan kesempatan itu dengan menceritakan secara detail beberapa kejadian yang membuatnya dituding tidak netral.

Pertama, Sumarno menceritakan pertemuannya dengan calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di TPS 29, Kalibata, ketika waktu pemungutan suara ulang.

"Saat pemungutan suara ulang, saya hadir di sana untuk memastikan ini dilaksanakan dengan baik. Saya datang pukul 10.15 WIB, wartawan banyak sekali dan kami interview sekitar 15 menit. Saya lalu dialog dengan petugas KPPS," ujar Sumarno.

Setelah 30 menit berada di TPS itu, kata Sumarno, Anies datang dari salah satu gang. Sumarno mengatakan tempat pelaksanaan pencoblosan ulang itu berada di gang kecil.

Dia tidak bisa pergi dari TPS dan pertemuan dengan Anies tak bisa dihindari.

"Satu-satunya tempat saya bisa menghindar adalah kuburan, Pak. Makanya saya ketemu lalu salaman dan berbincang sebentar dengan Pak Anies," jelasnya.

"Tapi digoreng sedemikian rupa bahwa saya tidak netral karena ketemu Pak Anies, sudah janjian dan (seolah-olah) saya menyambut khusus Pak Anies di situ," kata Sumarno.

Kemudian, Sumarno juga menceritakan saat hari penetapan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang masuk putaran kedua. Pada saat itu, pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat melakukan walk out karena acara tidak kunjung dimulai.

"Saat itu disebut saya sedang makan malam dengan Pak Anies sehingga acara tidak dimulai," ujar Sumarno.

Ia juga menceritakan satu kejadian paling baru yang membuat KPU DKI disebut tidak netral. Kejadian yang dimaksud adalah ketika Sumarno dan komisioner KPU DKI lain hadir dalam rapat kerja tim pemenangan Ahok-Djarot.

Sumarno mengatakan, dia diminta hadir sebagai nara sumber bersama Bawaslu DKI.

"Saya hadir lalu saat tiba di Hotel Novotel, wartawan sudah banyak. Di medsos langsung dibilang kalau saya kaget kepergok wartawan," ujar Sumarno.

Saat Sumarno tiba, Ahok sedang memberi pengarahan dalam acara itu. Sumarno dan komisioner lain tidak langsung masuk ke dalam ruangan dan menunaikan shalat Ashar terlebih dulu.

Saat mereka shalat, Ahok sudah menyelesaikan pidatonya dan meninggalkan acara tersebut. Setelah itu, barulah Sumarno masuk ke ruang acara.

"Kemudian kami malah disebut melakukan rapat tertutup sama Pak Ahok. Padahal bertemu Pak Ahok saja tidak," ujar Sumarno.

Sumarno merasa perlu memenuhi undangan tim sukses Ahok-Djarot untuk menjelaskan sejumlah hal. Terbukti, kata Sumarno, banyak sekali pertanyaan yang dilontarkan tim sukses kepada KPU DKI dan Bawaslu.

"Tapi begitu saya pulang, keluar di twitter hashtag #MarnoJongosAhok. Dulu pernah ada juga hashtag #PecatMarnoKPU," ujar Sumarno.