Jalan Lintas Selatan Pulau Jawa Terus Dipercepat

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono Foto: Panjang jalan Pansela secara keseluruhan mulai dari Provinsi Banten hingga Jawa Timur adalah 1.604 kilometer (km).

Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) saat ini tengah menyelesaikan pembangunan jalan lintas Pantai Selatan (Pansela) Jawa untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Selatan Jawa.
 
Pembangunan Jalan Pansela ini merupakan salah satu prioritas dalam peningkatan konektivitas antar wilayah.
 
“Panjang jalan Pansela secara keseluruhan mulai dari Provinsi Banten hingga Jawa Timur adalah 1.604 kilometer (km),” kata Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono dalam siaran resminya, Kamis (27/7).
 
Saat ini Kementerian PUPR akan melakukan lelang pembangunan sebagian ruas jalan Pansela Jawa sepanjang 90 km dari Jawa Tengah ke Yogyakarta.
 
Terkait pembiayaan pembangunan jalan tersebut, Direktur Jenderal Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto mengatakan bahwa proyek ini didanai oleh pinjaman dari Islamic Development Bank (IDB) senilai US$ 250 juta atau Rp 3,2 triliun.
 
Dibangunnya Jalan Pansela ini bertujuan untuk mengurangi kesenjangan dengan kawasan Pantai Utara Jawa (Pantura) yang lebih maju, mengikuti perencanaan dan pemograman dalam Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) 12 Yogyakarta - Prigi - Blitar - Malang untuk mendukung kawasan-kawasan produktif, khususnya pariwisata, perkebunan dan industri maritim.
Di tempat terpisah, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII Ketut Dharmawahana mengatakan, Jalan Pansela Jawa Timur progres fisiknya telah mencapai 70 persen (456 km) dari total panjang  676 km.
 
Saat ini Kementerian PUPR tengah melakukan perbaikan desain geometri karena kontur yang dilalui berliku dan curam. Penyelesaian sisa pembangunan jalan Pansela sepanjang 220 km dan jembatan sepanjang 8.300 meter yang tersebar di Jawa Timur membutuhkan anggaran sebesar Rp 6 triliun.
 
"Biaya pembangunan jalan Pansela Jatim cenderung bertambah, dulu membutuhkan biaya sebesar RP 7 triliun, dihitung sekarang dibutuhkan hampir Rp 15 triliun. Yang sudah terbangun 456 km, sisanya 220 km lagi akan kita selesaikan secara bertahap," ujar Ketut.
 
Dia menambahkan pembangunan jalan Pansela di Jawa Timur ini selain didanai APBN juga menggunakan dana dari IDB. Saat ini pihaknya tengah menunggu kucuran dana IDB senilai Rp2 triliun.
 
"Untuk tahap pertama sudah cair Rp 200 miliar, saat ini kami tengah tunggu fase kedua Rp 2 triliun. Kalau dananya tersedia, penyelesaian pembangunan akan cepat," tandasnya.
 
Jalan Pantai Selatan di Provinsi Jawa Timur tersebut menghubungkan 8 (delapan) kabupaten mulai dari Pacitan (87 km), Trenggalek ( 75,7 km), Tulungagung ( 55,1 km), Blitar (64,2 km), Malang (137 km), Lumajang (64,5 km), Jember (83,5 km), dan hingga Banyuwangi (106 km).
 
Disamping terus mengejar penyelesaian jalur Pansela, Kementerian PUPR juga terus berupaya meningkatkan kapasitas jalan di jalur Lintas Selatan terutama di beberapa titik yang sering terjadi kemacetan, terutama di Underpass Nagreg, sehingga perlu dicarikan solusi yang tepat untuk memecah kemacetan dengan dibuat jalan alternatif baru pada saat musim puncak mudik Lebaran dan liburan akhir tahun.
 
Jalan alternatif yang akan ditingkatkan adalah Cirebon-Kuningan-Ciamis termasuk Ciawi-Cikijing sepanjang 95,7 km dengan perkiraan nilai Rp 62,27 miliar dan Jalan Lingkar Timur Waduk Jatigede menuju Sumedang dan Bandung sepanjang 17,1 km dengan perkiraan anggaran Rp 395 miliar.
 
Untuk mengatasi kemacetan di jalur Nagreg, Kementerian PUPR juga akan menyiapkan jalur alternatif lain seperti jalur Limbangan-Gentong yang berada di lintas tengah Jawa Barat (Jabar) sepanjang 11 km.
 
Untuk jalur alternatif lain adalah terutama di jalur Krukut, Purwokerto, Patakan hingga Temanggung juga akan disiapkan rencananya lebih matang. Program pelebaran jalan akan dimulai pelaksanaannya pada tahun 2018.