Siapa Bilang Tol Laut Tidak Ada Gunanya

Direktur Lalu Lintas Pengangkutan Laut Kemenhub Bay Mokhamad Hasani Foto: Direktur Lalu Lintas Pengangkutan Laut, Kemenhub, Bay Mokhamad Hasani (Yapto Prahasta Kesuma)

Jakarta - Program tol laut sudah berdengung sejak awal masa kampanye calon Presiden Joko Widodo pada 2014. Dalam setiap kampanyenya, mantan gubernur DKI dan mantan Walikota Solo tersebut selalu mendengungkan pentingnya membangun satu konektivitas lalu lintas pelayaran mulai dari ujung Barat hingga Timur Indonesia.

Direktur Lalu Lintas Pengangkutan Laut, Kemenhub, Bay Mokhamad Hasani mengatakan, tol laut bertujuan menurunkan disparitas harga barang, khususnya di wilayah Timur. Program ini menyediakan pelayanan kapal terjadwal dan pada rute yang sudah diterapkan.

“Dengan Tol Laut, maka dapat menjangkau dan mendistribusikan logistik, bahan-bahan pokok dari Barat ke daerah Timur yang tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan,” ujarnya dalam Pers Background di Kantor Kementerian Perhubungan, pada Rabu (16/8).

Tol Laut menjadi salah satu program pemerintah yang akan melengkapi trayek kapal yang tidak bersifat komersil dengan kapal perintis. Kemudian, ada kapal penumpang dari PT Pelni yang akan mendukung tol laut.
 
“Ini juga kita subsidi. Karena kalau kita lepas Pelni juga hanya akan berlayar pada daerah-daerah yang basah,” katanya.
 
Adapun penurunan harga yang terjadi setelah adanya realisasi proyek Tol Laut dapat dilihat dari sumber data  Kemendag yakni, di Larantuka, harga beras yang semula Rp12 ribu turun menjadi Rp10 ribu/kg.

Gula pasir dari  Rp18 ribu menjadi Rp15 ribu/kg. Selain itu, minyak goreng kemasan dari Rp17 ribu turun Rp2 ribu menjadi Rp15 ribu/liter.

Selain itu, di Wamena, harga semen yang semula Rp500 ribu per sak turun 40 persen menjadi Rp300 ribu. Begitu juga di Puncak Jaya harga semen yang dulunya seharga Rp2,5 juta turun 28 persen menjadi Rp1,8 juta.
 
Di Jayapura, harga semen turun 10 persen dari Rp95 ribu menjadi Rp85 ribu per sak. Sedangkan di Nabire harga semen yang dahulu Rp85 ribu turun menjadi Rp75 ribu.
 
Tidak hanya di Larantuka, penurunan harga juga terjadi di Fakfak. Di Fakfak, harga beras dan gula pasir turun masing-masing sebesar 13 persen dan 6 persen.