Talkshow ILASPP: Tekankan Digitalisasi Pemetaan dan Integrasi Data Spasial Nasional

ATR/BPN Foto: Dok: Istimewa.

Jakarta - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid, bersama dengan Direktur Jenderal Tata Ruang, Suyus Windayana, menghadiri acara Talkshow Integrated Land Administration and Spatial Planning Project (ILASPP) yang digelar oleh Ikatan Surveyor Indonesia (ISI) di JS Luwansa Hotel, Jakarta pada Rabu (06/08/2025).

Mengawali acara, Muchammad Masykur selaku Ketua Umum ISI dalam pembukaannya berharap acara yang digelar untuk memperingati ulang tahun ISI yang ke-53 ini dapat memberikan pemahaman yang jelas bagi para surveyor dan Kementerian/Lembaga (K/L) di Indonesia mengenai program ILASPP serta mengetahui peran strategis ISI dalam proyek tersebut untuk mewujudkan perencanaan ruang dan pertanahan berbasis Kebijakan Satu Peta.

Menteri ATR/BPN, Nusron Wahid, yang hadir memberikan keynote speech, menekankan bahwa keberhasilan transformasi perencanaan ruang dan pertanahan sangat ditentukan oleh integritas dan kompetensi para surveyor di lapangan. Ia menambahkan, pentingnya modernisasi dan digitalisasi di bidang pemetaan dan pengukuran ruang sebagai pondasi tata kelola ruang dan pertanahan yang akurat sebagai pedoman perencanaan dan perizinan berusaha yang minim konflik melalui Kebijakan Satu Peta (One Map Policy).

“Saya mohon kepada seluruh stakeholder dari K/L yang hadir dan teman-teman ISI, apapun yang terjadi, dapat terus membantu kami dalam membuat peta survei yang akurat berbasis mitigasi risiko dengan integritas dan kompetensi yang tinggi. Semua ini dilakukan agar peta yang kita hasilkan bisa menjadi sumber untuk memecahkan masalah, bukan menjadi sumber masalah,” tegas Nusron.

Menjadi narasumber dalam sesi talkshow, Direktur Jenderal Tata Ruang, Suyus Windayana, menekankan urgensi ILASPP dalam perencanaan tata ruang yang responsif terhadap perubahan iklim. Suyus menjelaskan, "Ditjen Tata Ruang dan Kementerian ATR/BPN berkomitmen untuk mewujudkan perencanaan tata ruang yang dapat mengakomodasi kebutuhan seluruh makhluk hidup, sekaligus menunjang produktivitas daerah”.

Suyus berharap, melalui ILASPP, ke depan perencanaan tata ruang dapat memanfaatkan teknologi 3D dan modeling system yang dapat memprediksi perubahan spasial dan dampaknya terhadap lingkungan untuk memudahkan strategi pengembangan yang lebih tepat. Selain itu, Suyus turut menyoroti pentingnya integrasi peta antar K/L dan sektor dalam menghadapi tantangan perubahan mekanisme perencanaan yang tidak lagi berbasis skala agar informasi spasial yang dituangkan dalam rencana tata ruang lebih akurat melalui proses yang lebih efektif dan efisien.

"Perbedaan skala menjadi tantangan yang harus kita selesaikan agar perencanaan tata ruang lebih efisien dan tepat sasaran. Tata ruang idealnya tak lagi bicara soal tabular agar bisa mengakomodasi perubahan daerah. Melalui ILASPP, kita upayakan percepatan rencana tata ruang agar lebih cepat namun tetap akurat agar dapat turut mendukung percepatan perizinan berusaha dan pengembangan wilayah yang lebih presisi melalui portal One Map yang aksesibel bagi seluruh sektor dan masyarakat,” pungkas Suyus.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG), Muh Aris Marfai, menjelaskan peran BIG dalam menyediakan peta dasar dan tematik bagi seluruh sektor dan K/L untuk memenuhi kebutuhan informasi spasial masyarakat Indonesia yang kini meningkat dapat lebih efektif dengan adanya ILASPP. Muh menilai, ILASPP mendorong integrasi peta antar sektor melalui Kebijakan Satu Peta agar ke depannya dapat menjadi portal acuan bersama untuk akses data informasi spasial yang terpadu. Menurutnya, hal itu dapat terwujud apabila ISI melakukan survey dan pengukuran secara teliti dan cermat di setiap daerah untuk menghasilkan peta dengan presisi tinggi untuk mendukung iklim tata ruang dan pertanahan yang terintegrasi dan berstandar dunia.

Sesi pertama talkshow ini turut dihadiri oleh Direktur Jenderal Survei dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang, Virgo Eresta Jaya; dan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Kehutanan, Ade Tri Ajikusumah selaku narasumber, serta Sekretaris Jenderal ISI, Benny Ronald Emor selaku moderator.