Foto: Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana. Dok: Istimewa. Jakarta - Indonesia membutuhkan inovasi teknologi pangan yang mampu menjamin keamanan, kualitas, dan keberlanjutan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk jutaan anak sekolah. Salah satu teknologi yang dinilai paling strategis adalah freeze dried atau pengeringan beku. Kebutuhan tersebut menjadi sorotan utama dalam Seminar Nasional dan Pertemuan Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Teknologi Pertanian Indonesia (FKPT-TPI) 2025 yang digelar di Auditorium Abdul Muis Nasution, Kampus IPB Dramaga, Senin (18/11). Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dr. Dadan Hindayana, menegaskan bahwa teknologi freeze dried perlu segera dikembangkan oleh para pakar teknologi pangan Indonesia karena mampu menjaga makanan tetap segar, higienis, dan mudah didistribusikan dalam skala besar. “Indonesia butuh teknologi freeze dried dari para ahli teknologi pangan agar program ini berjalan kuat dan berkelanjutan,” ujar Dr. Dadan. Ia menekankan bahwa tantangan MBG bukan hanya soal distribusi, tetapi juga memastikan makanan aman dikonsumsi setiap hari. Menurutnya, Indonesia membutuhkan teknologi yang memungkinkan makanan dimasak segar, higienis, tetapi tetap tahan hingga keesokan hari tanpa kehilangan nilai gizi. “Kita membutuhkan teknologi di mana makanan dimasak segar, berkualitas, higienis, tetapi tahan sampai besoknya,” katanya. Dr. Dadan menilai teknologi freeze drying berpotensi besar digunakan sebagai solusi cadangan pangan MBG yang fleksibel dan tahan lama tanpa mengurangi kualitas nutrisi di dalamnya. BACA JUGA : BGN Tegaskan Kepemimpinan dalam Peresmian Dapur 2 SPPG Lanud Atang Sendjaja BGN Perkuat Layanan Gizi Lewat Dapur Baru di Lanud Atang Sendjaja BGN-Persagi Siapkan Kerja Sama Atasi Kekurangan Ahli Gizi untuk Program MBG BGN Bangun Peternakan Sapi di Lahan Perhutani untuk Pasok Program MBG BGN Beberkan Penyebab Minimnya SPPG MBG di Jakarta, Harga Tanah Jadi Kendala Utama Please enable JavaScript to view the comments powered by Disqus.