Indonesia-Finlandia Bahas Kerjasama Pengolahan Sampah Menjadi Energi

siti nurbaya kementerian lhk Foto: Menteri Perekonomian dan Tenaga Kerja Finlandia, H.E. Mika Lintila (kiri) dan Menteri LHK, Siti Nurbaya. (dok KLHK)

Jakarta - Pengolahan sampah menjadi energi dengan menggunakan proses termal semakin populer sebagai teknologi alternatif untuk pengolahan sampah di dunia.
 
Sebagai salah satu negara pemilik teknologi mengubah sampah menjadi energi, Finlandia menawarkan kerjasama kepada Indonesia.
 
Hal tersebut disampaikan Menteri Perekonomian dan Tenaga Kerja Finlandia, H.E. Mika Lintila saat bertemu Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia, Siti Nurbaya di Jakarta, Selasa (06/06).
 
“Pemerintah Indonesia menyambut baik setiap upaya mitra strategis untuk menjalin kerjasama mendukung implementasi National Action Plan on Marine Plastic Debris, termasuk sampah daratan, pantai dan laut yang secara signifikan dapat mengurangi plastic debris dan merealisasikan kebijakan bebas dari sampah,” kata Menteri Siti.
 
Dengan produksi sampah mencapai 64 juta ton per tahun, dan komposisi sampah: organik 60%, plastik 15%, kertas 10%, lainnya (metal, kaca, kain, kulit) 15%, pastinya Indonesia sangat potensial untuk pengembangan teknologi proses termal sampah menjadi enegi tersebut.
 
“Teknologi ini selain mengurangi jumlah sampah yang ada, juga menghasilkan energi yang bermanfaat untuk masyarakat,” ujarnya.
 
Sementara ini, pengolahan sampah di Indonesia yakni sebagian besar sampah dikirim ke TPA (69%), 7,5% kompos dan daur ulang, pembakaran terbuka 5%, ditimbun 10% dan tidak ada perlakuan 8,5%.
 
Adapun perusahaan yang ditawarkan Finlandia ke Indonesia dalam kerjasama ini adalah Fortum Corporation.
 
Perusahaan ini merupakan perusahaan energi Finlandia yang berfokus pada pengoperasian pembangkit listrik, menghasilkan dan menjual listrik, panas dan uap.
 
Menteri Siti menyerahkan Buku The Mangnificent Seven: Indonesias Marine National Parks kepada H.E. Mika Lintila.
 
Menteri Siti menyatakan bahwa Beberapa kota besar di Indonesia sudah siap untuk menggunakan proses termal secara langsung untuk mengubah sampah menjadi energi seperti: Makassar, Surabaya, Jakarta, Bandung, Solo, Denpasar, Tangerang dan Semarang.
 
“Upaya ini tentunya akan mendukung pencapaian Target Nasional tahun 2025 yaitu pengurangan sampah 30% dan target penanganan sampah 70%,” terangnya.
 
Pada akhir pertemuan itu, Menteri Siti menyerahkan Buku The Mangnificent Seven: Indonesias Marine National Parks,yang berisi tentang keindahan dan keunikan alam bawah laut Indonesia, kepada Menteri Perekonomian dan Tenaga Kerja Finlandia.