Indonesia Jajaki Pasar Dagang dengan Timur Tengah

kadin indonesia timur tengah Foto: Sekjen Kompartemen Timur Tengah, Kadin Indonesia, Ine Norr.

Jakarta - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) meyakini saat ini merupakan momen yang tepat bagi Indonesia untuk meningkatkan kerjasama perdagangan ke kawasan Timur Tengah.
 
Sekjen Kompartemen Timur Tengah, Kadin Indonesia, Ine Norr mengungkapkan, beberapa negara seperti Saudi Arabia, Qatar, dan Sudan sudah menyampaikan kesanggupannya ke Kadin Indonesia untuk menerima berbagai jenis komoditi Indonesia.
 
“Seperti palawija, biji pala, cengkeh, dan ikan. Selain itu, aspal juga sangat dibutuhkan untuk pembangunan infrstruktur jalan di sana,” kata Ine di Jakarta, Rabu (21/6).
 
Ia mengungkapkan, jika melihat peluang ekspor ikan saat ini, Indonesia menempati posisi kedua eskportir tuna kaleng ke Arab Saudi setelah Thailand.
 
Sesuai data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, pada 2016, ekspor Indonesia ke Arab Saudi mencapai US$ 66.849.893 atau senilai Rp 869 Miliar dengan komoditas yang diekspor adalah cakalang, tuna, makarel dan produk ikan lainnya. 
 
Sedangkan untuk impornya berupa ikan makarel senilai US$ 645.083. Dari kegiatan tersebut, tercapai surplus US$ 66.204.810 atau setara dengan Rp 860 Miliar.
 
“Keberadaan Indonesia bagi negara-negara di Timur Tengah memang memiliki kedekatan tersendiri. Selain sebagai penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia dan Timur Tengah tergabung dalam negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI),” jelasnya.
 
Menurut Ine, pasar Timur Tengah merupakan satu potensi yang menjanjikan bagi Indonesia. Hal itu bisa dilihat dari ragamnya permintaan dari Negara-negara Arab yang hampir mencakup semua kebutuhan sehari-hari.
 
Di sisi lain, jika melihat dua tahun ke belakang, Global State of Islamic Economic pada Januari 2015 melaporkan, permintaan produk halal dunia diprediksi akan mengalami pertumbuhan sebesar 9,5% dalam enam tahun ke depan. Permintaan sebesar US$2 triliun pada 2013 diyakini akan meningkat menjadi US$3,7 triliun pada 2019.
 
Furniture 
 
Ine juga mengatakan, produk furniture Indonesia juga semakin banyak diminati para pengusaha Timur Tengah, termasuk Yordania. Yordania juga dapat menjadi penghubung akses produk Indonesia ke negara-negara Arab lainnya.
 
Hal ini bisa dilihat kalau kedua negara telah membentuk Indonesia Jordan Business Council (IJBC) yang diluncurkan di Jakarta, Selasa, 9 Mei 2017.
 
“Yang pasti kita sekarang membangun trading seperti furniture. Seperti dari Jordan sangat menyukai furniture indonesia. Selama ini Indonesia sanggup memenuhi permintaan Timur Tengah, karena di Kadin Indonesia itu pelaku bisnis yang real,” tutupnya.