Olimpiade Fisika 2017, Memperkuat Pendidikan Karakter

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud, Hamid Muhammad Kemendikbud Direktur Pembinaan SMA Olimpiade Fisika Foto: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Hamid Muhammad

Jakarta - Indonesia kembali dipercaya menjadi tuan rumah penyelenggaraan Olimpiade fisika 2017. Sebanyak 650 siswa SMA dari 86 negara akan mengikuti  International Physyics Olypiad (IPho) yang akan digelar di Yogyakarta dari 16 Juli sampai dengan 24 Juli.

Kegiatan kali ini merupakan sukses kedua kalinya bagi Indonesia, setelah tahun 2002 di Bali berhasil menggelar kegiatan yang sama yang diikuti oleh 62 negara. Tema utama dari IPho tahun ini, “I’m Physics for Peace, Phisics for Better Future of Life.” Pemilihan tema ini sendiri bertujuan memperkuat pendidikan karakter siswa.

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud, Hamid Muhammad dalam keterangan tertulisnya menyampaikan, tema ini sangat relevan dengan pembangunan pendidikan di Indonesia yaitu penguatan pendidikan karakter.
 
“Semakin penting bagi kita memberikan kesempatan bagi siswa kesempatan belajar yang lebih luas agar mencintai ilmu pengetahuan, mengasah kompetensi dan membangun karakter sempurna sehinggga mereka dapat beradaftasi dengan situasi dan lingkungannya,” tulisnya yang saat itu tidak bisa hadir karena sedang dalam perjalanan dari Surabaya ke Jakarta.


 Direktur Pendidikan SMA, Purwadi Sutanto (tengah) dan Sekretaris IPho, Samsu Rosyid (kanan) (Daeng Pattiroy)
Sementara itu, Direktur Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud, Purwadi Sutanto mengatakan, pemilihan Indonesia sebagai tuan rumah kedua kalinya ditentukan oleh semua negara peserta IPho. Menurut gilirannya, seharusnya bisa menjadi tuan rumah lagi tahun 2022.  

“Dari 130 negara peserta baik dari Asia dan Eropa kembali menunjuk Indonesia sebagai tuan rumah untuk menggantikan Moldova.

Diketahui, dua tahun lalu penyelenggaraan IPho di Mumbay, India  menunjuk Moldova sebagai tuan rumah 2017. Tetapi, Moldova mengundurkan diri karena tidak sanggup menyelenggarakan even ini.  

Persiapan Indonesia sebagai tuan rumah sejak setahun lalu dengan membentuk dua kepanitiaan yakni panitia  penyelenggara dan panitia akademik. Melalui website, panitia penyelenggara bertugas menjelaskan Indonesia secara keseluruhan.
 
Kemudia panitia akademik bertugas mempersiapkan soal teori dan praktikum. “Kita sebagai host harus sukses dalam penyelenggaraan dan prestasi. Kita juga harus membuat tamu-tamu kita menjadi nyaman dan terkesan, sehingga ketika mereka pulang menjadi terkesan,” katanya.
 
Sementara itu, Sekretaris IPho, Samsu Rosyid menegaskan, suasana Yogyakarta yang khas akan memberikan kesan yang kuat kepada seluruh peserta tentang harmoni antara gaya hidup masa kini, pendidikan berkualitas tinggi, suasana alam menarik, dan peninggalan budaya bersejarah.

IPho pertama kali di adakan di Polandia pada 1967 yang diorganisir oleh lima negara Eropa yakni Bulgaria, Cekoslovakia, Hungaria, Romania, dan Polandia. Negara-negara yang pernah menjadi tuan rumah antara lain Estonia (2012), Denmark (2013), Kazakstan (2014), India (2015), dan Swis (2016). Hingga saat ini, jumlah peserta IPho mencapai 135 negara.