Antisipasi Banjir, BNPB Gerakkan Operasi Modifikasi Cuaca

bnpb Foto: Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto. Dok: Istimewa.

Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengambil langkah antisipatif menghadapi potensi cuaca ekstrem di Jawa Barat dan Jawa Timur. Operasi modifikasi cuaca (OMC) menjadi andalan untuk meredam risiko banjir yang mungkin timbul akibat pergeseran gelombang atmosfer.

Gelombang Rossby, gelombang Kelvin, dan Madden Julian Oscillation (MJO) yang sebelumnya menyebabkan banjir besar di Bali dan Nusa Tenggara Timur kini bergerak ke wilayah barat, termasuk Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat.

“Kami sudah berkoordinasi dengan BMKG. Curah hujan tinggi akibat gelombang Rossby dan Kelvin bergeser ke barat, sehingga langkah kesiapsiagaan harus segera dilakukan,” jelas Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, Senin (15/9).

OMC dilakukan dengan menebarkan Natrium Klorida (NaCl) dan Kalsium Oksida (CaO). Tujuannya sederhana: mengalihkan hujan lebat dari wilayah padat penduduk ke daerah perairan, sehingga risiko banjir dapat diminimalkan.

Sementara itu, BMKG memprakirakan musim hujan tahun ini datang lebih cepat. Sejak akhir Agustus, sebagian besar wilayah Indonesia sudah merasakan hujan deras disertai angin kencang dan petir. Beberapa daerah, termasuk Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi, Maluku, dan Papua, diprediksi mengalami hujan di atas normal.

Untuk periode 15-18 September, hujan lebat berpotensi terjadi di Jawa Tengah dan Jawa Timur, sementara wilayah Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DI Yogyakarta sempat diguyur hujan deras pada 12-14 September lalu.

Dengan langkah ini, BNPB berharap bencana banjir besar seperti di Bali dan NTT tidak terulang di wilayah Jawa.