Foto: Tagar Patrick Kluivert dan Erick Thohir Out. Dok: Tangkapan layar X Jakarta - Indonesia kembali menelan pil pahit. Kekalahan 0–1 dari Irak pada laga kedua Grup B Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Minggu (12/10) dini hari WIB, bukan sekadar kekalahan di lapangan. Bagi publik, ini adalah buah pahit dari keputusan salah urus di tingkat tertinggi federasi. Kegagalan tersebut langsung memantik gelombang kemarahan nasional. Media sosial meledak. Tagar #KluivertOut dan #ErickOut menduduki puncak tren di platform X (Twitter). Dalam hitungan jam, lebih dari 17 ribu unggahan untuk #KluivertOut dan 7 ribu untuk #ErickOut membanjiri linimasa simbol nyata amarah rakyat terhadap kepemimpinan yang dianggap gagal membaca situasi. Patrick Kluivert, pelatih yang baru ditunjuk pada Januari 2025, menjadi sasaran utama kekecewaan publik. Ia dinilai gagal membawa arah baru dan malah menghancurkan fondasi yang telah dibangun oleh Shin Tae-yong, pelatih yang sebelumnya sukses menanamkan disiplin dan karakter kuat di tubuh Timnas. Namun kemarahan tak berhenti di bangku pelatih. Sorotan lebih tajam mengarah ke Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, yang dinilai membuat keputusan tergesa-gesa dengan mengganti pelatih di tengah momentum terbaik. Publik menyebut langkah itu sebagai blunder terbesar yang membunuh semangat Garuda di tengah perjuangan. Kini, hasilnya berbicara. Permainan kehilangan arah, pemain kehilangan kepercayaan diri, dan atmosfer tim nasional berubah suram. Semua yang telah dibangun selama bertahun-tahun runtuh hanya karena satu keputusan yang diambil di waktu yang salah. Kekecewaan rakyat pun meluas. Bagi banyak orang, kekalahan ini bukan lagi sekadar hasil pertandingan, tetapi simbol dari kegagalan kepemimpinan sepak bola nasional. Keputusan di ruang rapat disebut lebih mematikan daripada serangan lawan di lapangan. Gelombang kritik terus membesar, menuntut perubahan nyata di tubuh federasi. Masyarakat menegaskan mimpi juta rakyat tidak boleh terus dipatahkan oleh ego dan keputusan keliru segelintir orang. Garuda jatuh bukan karena kalah tapi karena sayapnya dipatahkan dari dalam. BACA JUGA : Bukan Gagal Bertarung, Tapi Salah Urus: Publik Soroti Erick dan Kluivert Please enable JavaScript to view the comments powered by Disqus.