Foto: Dirjen Bimas Buddha, Supriyadi. Dok: Istimewa. Jakarta - Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha Kementerian Agama mencatat terdapat 492 Guru Pendidikan Agama Buddha (PAB) yang mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan (Daljab) 2025. Pelaksanaan PPG pada Ditjen Bimas Buddha dilakukan dalam dua tahap. Rinciannya tahap pertama pada LPTK Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri (STABN) Sriwijaya Tangerang, Banten sebanyak 235 peserta dan STABN Raden Wijaya, Wonogiri Jawa Tengah sebanyak 136 peserta. Selanjutnya untuk tahap kedua direncanakan digelar pada September 2025 dengan peserta sebanyak 121 guru. Pengukuhan Kelulusan peserta PPG di STABN Sriwijaya oleh 235 peserta dihadiri langsung oleh Dirjen Bimas Buddha Supriyadi. Dalam sambutannya, Dirjen menekankan pentingnya peran guru agama Buddha dalam menjaga keharmonisan dan kedamaian melalui pendidikan yang professional, serta dapat dapat berperan aktif membina siswa Buddha dimasyarakat sebagai wujud menjaga umat umat Buddha. Hal ini adalah bentuk filosofis Guru Agama Buddha ada, karena ada siswa beragama Buddha. “Selamat kepada teman-teman yang telah dikukuhkan menjadi guru profesional. Tugas guru bukan hanya di bawah atap satu gedung semata, tapi juga berkewajiban untuk memelihara, menjaga, merawat para siswa kita di manapun berada,” ujar Supriyadi di kampus STABN Sriwijaya, Tangerang, Banten, Jumat (22/8/2025). Menurut Supriyadi, guru profesional adalah mereka yang menunaikan ikrar dengan sepenuh hati, menjaga integritas, serta menunjukkan keteladanan dalam pembelajaran. Dirinya menambahkan, pengukuhan ini bukan hanya sebatas menerima sertifikat, melainkan komitmen untuk meningkatkan kinerja nyata demi kontribusi bagi bangsa dan negara. Lebih lanjut Dirjen juga menyampaikan bahwa Kementerian Agama melalui program Asta Protas terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan agama dengan pendekatan deep learning dan kurikulum berbasis cinta. “Di pundak para gurulah kita bisa menciptakan generasi kita ke depan. Bapak Menteri Agama menegaskan bahwa teologi hari ini masih mengedepankan pendekatan maskulin atau kekuasaan. Tapi beliau menegaskan bahwa kurikulum berbasis cinta ini, kita semua berkewajiban untuk menggeser cara pandang menjadi teologi yang feminim. Hal itu sesuai dengan ajaran Buddha yakni cinta kasih,” jelas Supriyadi. Supriyadi mengingatkan, keberadaan guru agama Buddha tidak terlepas dari keberadaan siswa. Oleh karena itu, guru diharapkan berperan aktif tidak hanya di sekolah formal, tetapi juga dalam pembinaan siswa melalui Sekolah Minggu Buddha di Vihara. Sementara itu, Ketua STABN Sriwijaya, Edi Ramawijaya Putra menyampaikan apresiasinya atas kelulusan 100 persen peserta PPG Batch 1 di LPTK STABN Sriwijaya. Ia menegaskan bahwa sertifikat profesi adalah amanah yang harus diiringi dengan kinerja nyata. “Kami berharap Bapak Ibu menjadi pendidik yang profesional. Tugas kita sebagai guru agama tidak hanya menyentuh aspek kognitif, tapi juga menyentuh aspek spiritualitas siswa,” ujar Edi. Dengan pengukuhan ini, para guru agama Buddha diharapkan mampu menjalankan perannya sebagai pendidik profesional yang tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga menanamkan nilai-nilai luhur cinta kasih, kedamaian, dan keharmonisan dalam kehidupan berbangsa dan beragama. BACA JUGA : Dirjen Bimas Buddha dan Gubernur Sumut Resmikan Purna Pugar Vihara Vimalakirti Medan Wujudkan Reformasi Birokrasi, Ditjen Bimas Buddha Luncurkan E-Monev Bimas Buddha dan BRIN Taken PKS, Perkuat Kajian Kebijakan Bidang Agama dan Pendidikan Orientasi CPNS Ditjen Bimas Buddha, Membangun ASN Adaptif, Beretika Serta Mampu Berkolaborasi Please enable JavaScript to view the comments powered by Disqus.