Jakarta - Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik S. Deyang, menegaskan bahwa potensi kekurangan tenaga ahli gizi dalam pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dapat diatasi melalui kerja sama lintas pihak. Hal itu ia sampaikan usai menghadiri pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis.

Nanik menjelaskan bahwa isu kekurangan ahli gizi sebenarnya bukan menjadi topik utama dalam pertemuan dengan Presiden. Namun, BGN telah menyiapkan langkah antisipatif agar kebutuhan tenaga gizi di lapangan dapat terpenuhi secara optimal.

“Ini kan bisa kita atasi, bismillah kita bisa atasi,” ujar Nanik menanggapi pertanyaan mengenai potensi kekurangan tenaga gizi dalam mendukung Program MBG.

Ia merujuk pada data Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi), yang memperkirakan jumlah ahli gizi aktif di Indonesia sekitar 16 ribu orang, dengan sebagian di antaranya sudah bekerja di berbagai sektor. Meski demikian, BGN optimistis kebutuhan tenaga gizi untuk program skala nasional tersebut tetap bisa dipenuhi.

Nanik menegaskan bahwa BGN telah menjalin komunikasi intensif dengan Persagi untuk menyusun rekomendasi teknis sekaligus membuka peluang kolaborasi dengan beragam pihak, termasuk perguruan tinggi yang memiliki jurusan terkait kesehatan dan gizi.

“Mudah-mudahan kita akan kerja sama dengan berbagai pihak. Yang paling penting adalah para sarjana yang basisnya masih relevan, nanti akan kita minta,” tambahnya.

BGN menilai bahwa penguatan sumber daya manusia menjadi fondasi penting untuk memastikan implementasi Program Makan Bergizi Gratis berjalan sesuai standar. Kolaborasi strategis tersebut diharapkan mampu menjawab kebutuhan tenaga ahli di lapangan serta memastikan kualitas layanan gizi tetap terjaga.