Dampingi Pelaku UMKM Ekspor Produk Unggulan

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Arlinda Imbang Jaya Foto: Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Arlinda Imbang Jaya

Jakarta - Kementerian Perdagangan terus mendukung upaya pangembangan produk kreatif Indonesia dalam mendorong peningkatan ekspor melalui program-program yang dapat menggerakkan industri dan bisnis.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN), Arlinda mengatakan, pemerintah mendampingi  semua pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang produknya siap ekspor. Hal ini dilakukan untuk memperkuat daya saing global di tahun-tahun mendatang.

“Kita bekali pendidikan yang baik kepada mereka, mendaftarkan produk mereka di Kemenkumham, baik itu copirightnya maupun trademarknya,” ujar Erlinda ketika ditemui di sela-sela acara promosi produk kreatif oleh Kementrian Perdagangan bersama Plaza Indonesia di Plaza Indonesia, Jakarta pada Rabu (30/8).

Pengembangan pasar ekspor produk-produk ini telah mencakup 44 negara. Karena itu, Ditjen PEN terus mengupayakan sinergi antar para pemangku kepentingan ekspor untuk mencapai target pertumbuhan ekspor non migas 5,6% di tahun 2017.

Salah satunya dengan menggelar Forum Koordinasi Teknis (FKT) pengembangan ekspor pusat, daerah, serta Perwakilan Perdagangan (ITPC) di luar negeri Tahun 2017.

“Kita harapkan ekspor non migas bisa mencapai USD138.7 milar. Pokonya sekecil apapun peluangnya untuk meningkatakan ekspor, itu kita upayakan,” katanya.

Beberapa produk yang nilai ekspornya naik tinggi antara lain besi dan baja sebesar 75,4 persen, karet dan barang dari karet 52,3 persen, lemak dan minyak hewan/nabati 45,1 persen, bahan kimia organik 42,4 persen, berbagai produk kimia 23,1 persen, furniture, serta kendaraan bermotor dan bagiannya 15,4 persen.

Sementara itu, Kementerian Perdagangan optimistis target ekspor 2017 akan tercapai melihat pada semester I ekspor non migas tumbuh 13,7 persen. Secara kumulatif neraca perdagangan Januari-Juni 2017 menunjukkan surplus perdagangan sebesar USD7,6 miliar yang artinya hampir dua kali lipat dari surplus periode yang sama tahun sebelumnya.