Menteri Tjahjo : Etika Pilkada Dilanggar Merusak Demokrasi

mendagri tjahjo kumolo Foto: Mendagri, Tjahjo Kumolo.

Surabaya - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengimbau kepada partai politik dan tim sukses untuk tidak saling membajak calon kepala daerah dan wakilnya yang akan diusung pada Pilkada 2018.
 
"Regulasi yang ada harus menjamin adanya etika berdemokrasi. Salah satu membangun etika berdemokrasi, bagaimana antar-partai politik, antar-tim sukses pasangan calon, ya jangan saling membajak," tuturnya kemarin usai menghadiri rapat pimpinan KPU dengan KPU provinsi seluruh Indonesia di Gedung Negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Senin (27/11).
 
Namun Tjahjo tak mau menyebutkan pilkada mana yang terjadi bajak-membajak kader parpol untuk diusung sebagai calon kepala daerah.
 
"Saya tidak menyebut daerah. Di semua daerah banyak, tidak hanya di Jawa Timur. Semua daerah di Indonesia. Dari 171 pilkada, itu banyak (bajak-membajak kader partai)," jelasnya.
 
Menteri mengatakan, membangun koalisi parpol dalam pilkada merupakan hal wajar. "Bagaimana membangun koalisi sah-sah saja. Tapi, kalau etika tidak dijaga dengan baik, ini akan bisa merusak demokrasi," tegasnya.
 
"Sehingga buat apa ada kaderisasi. Buat apa ada diklat calon kepala daerah. Buat apa ada pilkada. Buat apa ada kebanggaan di partai politik kalau bajak-membajak ini," imbuh Tjahjo.
 
Seperti diketahui, Partai Demokrat menyokong Emil Dardak untuk maju dalam Pilkada Jatim sebagai wakil dari Khofifah Indar Parawansa. Bupati Trenggalek itu sendiri merupakan kader dari PDIP yang saat ini telah membelot dari aturan yang telah ditetapkan partai pimpinan Megawati Soekarnoputri.
 
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto menilai langkah Demokrat yang 'membajak' kadernya tersebut sebagai bentuk outsourcing. Dan PDIP, kata dia, tidak akan terpengaruh dengan sikap Partai Demokrat tersebut.
 
"Bagaimana Bapak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) menerapkan politik outsourcing. Kami tidak terpancing," kata Hasto usai diskusi di Hotel Saripan Pacific, Jakarta Pusat, Minggu (26/11).
 
Dia menambahkan, seorang kader yang baik adalah mereka yang setia dengan partai. PDIP akan terus menerapkan pelatihan guna menunjuk pemimpin yang sesuai dengan jati diri partai.
 
"Kami tetap setia pada kaderisasi, karena itu menunjukkan track record seorang pemimpin. Dan kami melatih orang dari dalam diri kami," jelas dia.