Hari Air Dunia

Momentum Kampanyekan Kelestarian Alam untuk Air

menteri pupr basuki hadimuljono Foto: Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Imam Santoso (tengah) saat kampanye peduli 'Lestarikan Alam untuk Sumber Air' dalam rangka HAD 2018 di kawasan Bunderan Hotel Indonesia (HI), Jakarta.

Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk dapat menjaga, merawat dan melestarikan lingkungan terutama yang terkait dengan keberadaan tampungan air seperti situ, danau, embung, dan waduk (SDEW).
 
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengungkapkan peringatan Hari Air Dunia (HAD) momentum seluruh masyarakat bekerja sama memelihara alam untuk keberlanjutan sumber daya air.
 
Pada tahun ini, puncak peringatan akan dipusatkan di Danau Rawa Pening, Semarang, Jawa Tengah, pada 6-7 April 2018 mendatang.
 
Hal ini sekaligus menjadi bagian kampanye publik akan pentingnya penyelamatan SDEW. Saat ini, terdapat 15 danau di Indonesia yang sedang dalam kondisi krisis karena mengalami penyusutan luasan sehingga jumlah tampungannya berkurang dan pencemaran.
 
"Penanganan danau dilakukan dengan serius, karena memberikan manfaat  yang sangat besar. Biaya penanganannya lebih murah dibandingkan pembangunan bendungan baru. Danau atau waduk bila didiamkan akan mati karena proses alami seperti terjadinya sedimentasi. Apa yang kita lakukan ini untuk memperpanjang umurnya,” kata Menteri Basuki.
 
Beberapa danau yang tengah direvitalisasi ialah Danau Tempe di Sulsel, Danau Limboto di Gorontalo, Danau Batur di Bali, Danau Tondano di Manado, dan Danau Rawa Pening di Jawa Tengah.
 
“Danau Tempe menjadi situs yang memiliki tingkat sedimentasi  tertinggi. Kapasitas tampungnya pun menurun hingga 30-40%,” kata Dirjen Sumber Daya Air Imam Santoso saat acara kampanye peduli 'Lestarikan Alam untuk Sumber Air' dalam rangka HAD 2018 di kawasan Bunderan Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Minggu (25/3).
 
Kondisi serupa terjadi di Danau Rawa Pening yang mengalami pertumbuhan eceng gondok masif. Bahkan pada 2016, tumbuhan air itu menutupi hampir 47% luasan danau.
 
Pencemaran danau juga disumbang dari limbah deterjen, limbah ternak, dan limbah budidaya ikan yang berasal dari 600 unit keramba ikan disana. Padahal air Danau Rawa Pening menjadi sumber air baku masyarakat.
 
Kementerian PUPR melalui Ditjen Sumber Daya Air pun secara bertahap telah melakukan pengerukan sedimen, pembersihan eceng gondok dan penataan kawasan di Danau Rawa Pening.