Foto: Nasabah PNM Mekaar, Muliani. Dok: Istimewa. Jakarta - Di tangan Ibu Muliani, rotan dan ketak khas Lombok bukan sekadar bahan kerajinan, melainkan cermin perjuangan dan harapan. Dari desa yang sederhana, ia menenun masa depan—setiap anyaman bercerita tentang tekad, tradisi, dan keberanian seorang perempuan untuk maju. Bergabung dengan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Cabang Mataram melalui program Mekaar, langkah Ibu Muliani semakin mantap. Dari pasar lokal hingga pameran nasional, bahkan panggung internasional di Jepang, karya anyamannya menemukan jalan untuk bersinar. “Melalui PNM saya bisa mengenalkan produk kami ke pasar yang lebih luas, bahkan hingga ke luar negeri. Pengalaman ini mengajarkan banyak hal dan memberi saya percaya diri untuk terus maju,” ujarnya dengan senyum penuh harap. Tak hanya mengembangkan usahanya sendiri, Ibu Muliani menyalurkan ilmu dan keterampilan pada perempuan lain di desanya. Bersama, mereka menenun tidak hanya rotan, tapi juga peluang dan kesejahteraan. Pemimpin Cabang PNM Mataram, Zulkarnain Nurdin, menyebut kisah ini sebagai bukti nyata bahwa semangat gotong royong mampu membuka pintu rezeki dan sekaligus menjaga warisan budaya. Di tangan mereka, rotan sederhana berubah menjadi karya yang menginspirasi—sebuah pengingat bahwa dari tekad kecil dan kebersamaan, lahirlah perubahan besar. #PNMuntukUMKM #PNMPemberdayaanUMKM BACA JUGA : PNM Apresiasi Usaha Ultra Mikro, Perkuat Layanan, dan Kobarkan Semangat Entrepreneurship PNM Hadir di Sisi Ibu, Membuka Pintu Keuangan Syariah PNM Bekali 25 Ribu AO untuk Perkuat Literasi Keuangan Syariah Nasabah Bersama Rinaldy Yunardi, PNM Bawa 14 Perempuan Hebat ke Panggung Dunia Industri Kreatif Please enable JavaScript to view the comments powered by Disqus.