BGN Tegaskan Wajib Pakai Pangan Lokal dalam Pelaksanaan Program MBG di Manokwari

badangizinasional,bgn,dadan Foto: Dok: Istimewa.

Jakarta - Badan Gizi Nasional (BGN) kembali menekankan pentingnya penggunaan bahan pangan lokal dalam pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Manokwari, Papua Barat.

Penegasan ini disampaikan dalam kegiatan sosialisasi MBG yang digelar pada Rabu (12/11), sebagai upaya memastikan program nasional tersebut memberi dampak langsung bagi ketahanan pangan dan ekonomi lokal.

Perwakilan Direktorat Promosi dan Edukasi Gizi BGN, Gusti Yudha, menyebut bahwa seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) diwajibkan membeli bahan baku makanan dari petani, nelayan, hingga pelaku UMKM di daerah sekitar.

Langkah ini diyakini tidak hanya memperkuat pasokan pangan tetapi juga menggerakkan roda perekonomian di tingkat akar rumput.

“Dapur SPPG harus mengambil bahan baku dari masyarakat sekitar. Hanya jika pasokan tidak tersedia di wilayah tersebut, baru diperbolehkan membeli dari daerah lain,” jelasnya.

Gusti menambahkan, mekanisme pembelian dilakukan secara kolektif karena SPPG membutuhkan pasokan dalam jumlah besar. Oleh sebab itu, koperasi atau BUMDes berperan penting sebagai aggregator untuk menampung hasil panen atau produk peternakan warga sebelum dikirim ke dapur SPPG.

“Koperasi dan BUMDes dapat menjadi penghubung. Bahan pangan dihimpun terlebih dahulu, kemudian disalurkan dalam jumlah partai besar,” ujarnya.

Dengan kebutuhan bahan baku harian yang cukup besar, BGN mendorong masyarakat kembali aktif bertani atau beternak agar dapat menjadi bagian dari rantai pasok program MBG. Standar biaya per porsi MBG yang ditetapkan sebesar Rp15 ribu dengan Rp10 ribu untuk bahan makanan—diyakini membuka peluang ekonomi baru bagi warga Manokwari.

Untuk menjaga kualitas, BGN kini membatasi kapasitas produksi tiap dapur. Bila sebelumnya satu dapur dapat menyiapkan hingga 4.000 porsi, kini maksimal hanya 3.000 porsi agar aspek higienitas dan nilai gizi tetap terjaga.

Anggota Komisi IX DPR RI, Obet Rumbruren, yang hadir dalam kegiatan tersebut, menyampaikan apresiasinya terhadap upaya perluasan program MBG di Papua Barat. Ia menyebut keterlibatan petani lokal merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan sekaligus membentuk generasi unggul.

“Pemanfaatan bahan baku dari masyarakat Manokwari sangat penting agar manfaat program ini dirasakan langsung oleh warga,” ujar Obet.

Saat ini, BGN Papua Barat mencatat terdapat 35 dapur SPPG di provinsi tersebut, dengan 20 dapur berada di Kabupaten Manokwari. Ekspansi ini diharapkan dapat mempercepat penurunan masalah gizi dan mendukung pembangunan sumber daya manusia di wilayah timur Indonesia.