PNM Surabaya Dorong Ekonomi Hijau Lewat Budidaya Maggot di Arjasa

pnm,direkturutamapnm Foto: Dok: Istimewa.

Jakarta - Upaya mengurangi sampah organik di tingkat masyarakat mulai mendapat dorongan baru di Kecamatan Arjasa, Sumenep. PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Cabang Surabaya menghadirkan program budidaya maggot sebagai bagian dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), untuk membantu warga mengelola sampah sekaligus membuka peluang ekonomi.

Pemimpin Cabang PNM Surabaya, Tatang Sefi Setyono, menjelaskan bahwa program ini merupakan langkah konkret untuk mengajak masyarakat melihat sampah organik sebagai sumber manfaat. Menurutnya, budidaya maggot terbukti mampu mengubah limbah rumah tangga menjadi komoditas bernilai jual tinggi.

“Program TJSL ini bukan hanya soal ekonomi, tetapi juga menjaga lingkungan. Kami ingin menumbuhkan kesadaran bahwa sampah organik bisa diolah dan menjadi sumber pendapatan,” kata Tatang, Jumat.

Kecamatan Arjasa sendiri merupakan salah satu wilayah dengan jumlah nasabah PNM yang cukup besar. Tercatat 6.315 nasabah dengan outstanding pembiayaan mencapai Rp17,8 miliar. Melalui program ini, para nasabah—khususnya ibu-ibu peserta Mekaar—didorong untuk mengembangkan keterampilan baru yang relevan dengan kebutuhan lingkungan.

Sebanyak 50 nasabah mengikuti pelatihan teknis, mulai dari pemilahan sampah, pembuatan media budidaya, pemeliharaan maggot, hingga strategi pemasaran. PNM juga menyerahkan alat biokonversi dan bahan penunjang budidaya sebagai dukungan awal bagi kelompok penerima manfaat.

Selain membantu warga menciptakan usaha baru, inisiatif ini bertujuan membentuk ekosistem ekonomi hijau yang berkelanjutan. Menurut PNM, model pemberdayaan seperti ini sejalan dengan semangat Empowering the Ultra Micro Community yang menjadi pilar perusahaan.

Tatang menambahkan, program budidaya maggot ini berkontribusi pada pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya poin tentang pertumbuhan ekonomi, pekerjaan layak, serta konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.

Dengan adanya pelatihan dan dukungan sarana produksi, PNM berharap Arjasa dapat menjadi contoh pengelolaan sampah organik berbasis masyarakat yang efektif. Masyarakat bukan hanya diajak menjaga lingkungan, tetapi juga membuka peluang usaha yang berpotensi berkembang.