Foto: Dok: Istimewa. Jakarta - Kehidupan anak public figure sering kali tidak lepas dari perhatian masyarakat, tidak terkecuali putri semata wayang Denada, Aisha Aurum. Banyak warganet yang penasaran dan memuji kecantikan Aisha, meskipun wajahnya belum pernah dipublikasikan secara penuh oleh sang ibunda. Menanggapi hal tersebut, Denada menunjukkan sikap yang sangat bijak. Ia menerima semua perhatian itu sebagai bentuk doa dan dukungan positif untuk kesehatan dan kebaikan putrinya. "Masya Allah, aku mohon doanya. Aku bahagia sekali karena aku tahu bahwa Aisyah dia sehat, dia baik, semua keadaannya juga bagus. Aku enggak tertutup, tidak terlepas dari doa masyarakat, banyak yang kita kenal ataupun tidak kita kenal," ujar Denada saat ditemui di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Rabu (16/7/2025). Ia pun tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan perhatian dan dukungan tulus selama ini. Baginya, dukungan tersebut menjadi kekuatan tersendiri dalam perjalanannya sebagai seorang ibu. "Jadi terima kasih banyak untuk semua yang sudah mendukung, buat semua yang sudah memperhatikan, memberikan support-nya," katanya. Meskipun demikian, ia tetap pada pendiriannya untuk menjaga privasi sang anak. Ia percaya akan ada saatnya nanti, ketika Aisha sudah cukup dewasa, untuk memutuskan sendiri apakah ingin tampil di hadapan publik dan memiliki media sosialnya sendiri. "Doakan Aisyah supaya terus sehat, dan aku selalu bilang one day, suatu hari nanti di saat kita lagi era globalisasi, suatu hari nanti dia sudah dewasa, cukup umur, dia mungkin akan senang punya sosial medianya sendiri, ter-publish sendiri wajahnya," jelasnya. Keputusan untuk tidak mempublikasikan wajah Aisha saat ini juga didasari oleh rasa protektif seorang ibu yang harus mengasuh dari kejauhan. Posisi yang terpisah jarak membuatnya merasa lebih waspada dan berhati-hati dalam menjaga privasi putrinya. "Mungkin sekarang aku akan deg-degan kalau misalnya nggak melakukan seperti ini, apalagi dia posisinya jauh dari aku," katanya. Di sisi lain, Denada dengan senang hati berbagi cerita mengenai perkembangan kepribadian Aisha, termasuk kemampuan berbahasanya yang unik. Sebagai anak yang tumbuh di dua budaya, Aisha fasih berkomunikasi dalam dua bahasa. "Kalau sama aku, kita bilingual, kita mix bahasa Inggris dan bahasa Indonesia," katanya. Lingkungan sekolah dan pergaulan di Singapura juga membentuk aksen dan gaya berbahasa Inggris yang khas pada diri Aisha. Fenomena ini, yang dikenal sebagai 'Singlish' (Singaporean English), justru dianggap sebagai sesuatu yang menggemaskan oleh sang ibunda. "Tapi kan di Singapura bahasa nasionalnya mereka kan juga Melayu, jadi sehingga menjadi hal yang cukup mudah Aisha untuk bisa berkomunikasi. Cuma memang bahasa Inggrisnya Aisha, bahasa Inggrisnya Singapura ya," terangnya. BACA JUGA : Please enable JavaScript to view the comments powered by Disqus.