Foto: Direktur Jenderal Tata Ruang, Suyus Windayana. Dok: Istimewa. Jakarta - Di balik rancangan kota, garis-garis peta, dan dokumen perizinan yang kerap terlihat kaku, ada sosok yang meletakkan visi besar, Suyus Windayana, Direktur Jenderal Tata Ruang Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN). Tugasnya bukan sekadar mengatur tanah dan bangunan, melainkan menjaga harmoni antara pembangunan dan keberlanjutan. Ia ibarat arsitek kebijakan yang berusaha memastikan setiap jengkal ruang di negeri ini digunakan dengan bijak, adil, dan berpihak pada masa depan. Dalam beberapa bulan terakhir, Suyus gencar mendorong percepatan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) di berbagai daerah. Baginya, RDTR bukan sekadar dokumen teknis, melainkan “peta jalan” yang memberi kepastian arah pembangunan. Integrasinya dengan Online Single Submission (OSS) diharapkan memangkas kerumitan birokrasi. Bahkan, ia berani menargetkan perizinan bisa rampung dalam hitungan satu hari. “Jika ruang tertata, investasi datang dengan percaya diri. Di sanalah rakyat akan merasakan manfaat pembangunan yang lebih cepat dan terarah,” ungkapnya dalam sebuah forum. Suyus tak hanya berbicara di ruang rapat kementerian. Ia hadir pula di panggung internasional, membawa semangat baru tentang tata ruang Indonesia yang lebih transparan dan kompetitif. Di forum infrastruktur 2025, ia menegaskan bahwa percepatan RDTR adalah kunci membuka pintu investasi yang selama ini tertahan oleh ketidakpastian regulasi. Di bawah kepemimpinannya, Ditjen Tata Ruang berdiri sebagai “penjaga garis besar” pembangunan. Setiap direktorat di dalamnya bergerak, dari perencanaan hingga pengawasan, demi memastikan setiap kota, setiap desa, setiap ruang hidup masyarakat Indonesia memiliki arah yang sama: maju dan berkelanjutan. Nama Suyus Windayana kini lekat sebagai birokrat yang tidak hanya mengurus tata ruang, tetapi juga menata harapan. Harapan bahwa ruang Indonesia tidak akan dibiarkan tumbuh liar, melainkan berkembang dengan harmoni antara alam, manusia, dan masa depan. BACA JUGA : Dialog Nasional PIJAR 2025, Menuju Tata Ruang Berkualitas Kakan BPN Gianyar: Akses Reforma Agraria Jadi Angin Segar Bagi Petani Desa Harmoni Pembangunan dan Lingkungan dalam Visi Ditjen Tata Ruang KPK Menyapa Digitalisasi KKPR, Menilik Tata Ruang Masa Depan Please enable JavaScript to view the comments powered by Disqus.