Penutupan Proyek Direct Action Pemerintah Swiss dalam Penanggulangan Bencana

bnpb Foto: Dok: Istimewa.

Jakarta - Pemerintah Swiss mengakhiri dukungan penanggulangan bencana Indonesia  yang telah berlangsung sejak 2023 lalu. Bantuan yang berbentuk direct action tersebut sangat bermanfaat dalam peningkatan kapasitas di Tanah Air. Acara penutupan program berlangsung di Graha BNPB, Jakarta, pada Kamis (13/11). 
 
Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dr. Rustian, S.Si., Apt. M.Kes.  menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Pemerintah Swiss atas dukungan penguatan dalam penanggulangan bencana di Indonesia. 
 
“Atas nama Badan Nasional Penanggulangan Bencana, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pemerintah Swiss, khususnya melalui Swiss Agency for Development and Cooperation (SDC) dan Kementerian Luar Negeri Swiss, atas dukungan, kepercayaan, dan kemitraan yang telah terjalin erat dengan BNPB selama ini,” ujar Dr. Rustian. 
 
Sekretaris Utama juga mengatakan, kerja sama ini tidak hanya memperkuat hubungan baik antara kedua negara, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi peningkatan kapasitas penanggulangan bencana di Indonesia. Selama tiga tahun terakhir, program direct action telah mendukung berbagai inisiatif penting. 
 
Bantuan SDC tersebut berupa peningkatan kapasitas dalam kajian risiko bencana, pengenalan cost-benefit analysis untuk investasi pengurangan risiko, penguatan Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRC-PB), peningkatan kapasitas wartawan melalui Wartawan Peduli Bencana (WAPENA), pengembangan sistem peringatan dini di Semeru hingga dukungan logistik berupa tenda untuk situasi pra-darurat maupun darurat, termasuk saat penanganan gempa di Cianjur.
 
“Capaian ini mencerminkan semangat kerja sama yang saling menghargai dan saling belajar antara kedua negara,” ujar Rustian. 

Menurutnya, melalui kemitraan ini, Indonesia mendapatkan kesempatan untuk memperkuat sistem penanggulangan bencana yang lebih tangguh, inklusif, dan berbasis ilmu pengetahuan, sementara Swiss turut memperkaya pembelajarannya dari praktik penanganan bencana dan ketangguhan masyarakat Indonesia.
 
BNPB berharap penutupan program bukanlah akhir dari kerja sama kita, melainkan awal dari babak baru kolaborasi yang lebih luas. Pada kesempatan itu, Sekretaris Utama mengatakan, “Kita sudah memperpanjang Memorandum of Understanding antara BNPB dan SDC hingga tahun 2030.”
 
Lebih lanjut, BNPB berharap kemitraan dalam bentuk program lainnya dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat tidak hanya bagi BNPB, tetapi juga bagi masyarakat indonesia dalam pengurangan risiko bencana.
 
Sementara itu, Duta Besar dan Kepala Divisi Asia dan Pasifik, Departemen Luar Negeri Swiss Markus Leitner menyampaikan, pemerintahnya sangat mendukung penanggulangan bencana di Indonesia. Beberapa decade lalu, SDC telah menunjukkan dengan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Indonesia yang tertimpa bencana, seperti tsunami Aceh (2004) dan gempa bumi-tsunami Palu (2018). 
 
Namun, menurut Leitner, komitmen Pemerintah Swiss melampaui tanggap darurat. 
 
“Komitmen ini berakar kuat pada visi bersama untuk memperkuat ketahanan masyarakat dan mendukung Indonesia dalam mencapai tujuan Resiliensi 2045,” ujarnya.
 
Dukungan berupa direct action ini diimplementasikan SDC melalui pertukaran pengalaman dan keahlian Swiss. Bantuan tersebut bertujuan untuk melakukan kerja sama dengan mitra-mitra Indonesia secara bersama-sama serta menciptakan solusi inovatif yang berbasis lokal untuk manajemen risiko bencana.
 
Hadir pada acara penutupan program ini, antara lain Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Timor-Leste, dan ASEAN, Kepala Koordinasi Regional Asia Tenggara dan Pasifik, Departemen Luar Negeri Swiss, Pejabat Tinggi Madya BNPB, perwakilan kementerian/lembaga, serta mitra Pemerintah Swiss.