Harga Pakan Mahal, Peternak Sapi Minta Dukungan Komisi IV DPR

Dewan Peternak Rakyat Nasional Herman Khoiron, Ketua komisi IV DPR subsidi Foto: Dewan Peternak Rakyat Nasional bersama komisi IV DPR di Ruang Rapat Komisi IV. (Daengpattiroi)

Jakarta - Dewan Peternak Rakyat Nasional berharap komisi IV DPR bisa membantu aspirasi mereka dalam menyikapi kebijakan pemerintah terhadap pembinaan peternak sapi nasional.

Satu hal yang menjadi harapan mereka, pemerintah bisa memberikan harga yang ideal terhadap harga jual daging sapi saat masuk ke pasar nantinya.

Dari hasil audiensi dengan komisi IV DPR, Ketua Komunitas Sapi Indonesia (KSI-red), Budiono mengungkapkan, saat ini anggota KSI mencapai 3000 an orang yang tersebar di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.

Rata-rata peternak ini memiliki tiga ekor sampai lima ekor sapi. “Ini menjadi modal dasar kami untuk untuk bersatu membangun peternakan nasional yang berbasis mandiri,” ujarnya. Walapun kecil Insya Allah kami serius ingin bersumbangsih membangun negara dalam hal peternakan,” katanya.

Satu hal yang menjadi keluhan peternak ini adalah harga sapi bakalan yang mahal dan sudah sulit untuk mendapatkannya.  “Sapi bakalan sekarang yang ada di daerah itu banyak betina-betina yang produktif juga terpotong,” keluhnya.

Ia melihat sangat minim perhatian dari pemerintah untuk membangun sentra peternakan sapi yang betul-betul bisa memperjuangkan peternak lokal.

Karena tidak jarang, sapi bakalan itu menjadi sapi potong namun tidak didukung oleh pembibitan. “Mustahil kami bisa menjadi peternak yang mandiri,” katanya.

Ia menjelaskan, harga sapi hidup bakalan pada 2012 berkisar Rp37 ribu sampai dengan Rp38 ribuan. Angka ini sudah cukup mahal jika dibandingkan harga penjualan daging sapi yang murah ketika saat masuk pasar nantinya.

“Harga ini yang kami harapkan,  itu yang ideal bagi kami saat ini untuk timbang hidup. Itu bakalan untuk digemukkan,” katanya saat audiensi dengan komisi IV DPR, di Jakarta, Selasa (18/7).

Budiono menambahkan, lama waktu proses untuk pengemukan sapi bakalan idealnya memerlukan umur dua tahun agar mencapai berat 450 kg-500 kg.

Peluang pertumbuhan beratnya bisa dilihat  setelah sapi bakalan ini berusia empat bulan. “Kalau genetik bagus dan perkembangan sapi bagus itu bisa sampai 1,8 ton, minimal 1,5 ton sesuai dengan genetiknya,” katanya.


ilustrasi : Ternak sapi bakalan
Kemudian mengenai harga pakan ternak, mereka membutuhkan 10 kilogram perharinya ditambah dengan 30 kilogram rumput untuk satu ekor sapi.

Tapi sekarang harga pakan sudah telalu tinggi yang  memberatkan kepada peternak sapi bakalan.

“idealnya itu harga pakan Rp1500-Rp2000 baru sanggup kami Pak. Tapi susah, karena pabrikan yang buat,” terangnya menjawab pertanyaan Herman Khaeron, Wakil Ketua Komisi IV DPR.  

Ia menjelaskan harga pakan ternak sekarang ini mencapai Rp3500 per kilogramnya. Harga ini sangat tidak seimbang nantinya jika selama dua tahun proses penggemukan. Namun tiba-tiba-tiba harus mengikuti harga ketepan dari pemerintah yang dianggap tidak seimbang  dengan biaya yang dikeluarkan.

Sementara itu, Herman Khaeron, menyampaikan, akan menindaklanjuti aspiarasi dari peternak sapi bakalan ini. Ia mengatakan, akan mendorong peningkatan harga di pasar yang berorientasi kepada peternak lokal.

“Kami akan mendorong harga ketetapan yang lebih ekonomis. Jadi subsidi itulah yang menjadi pertimbangan,” katanya.