Roadshow ke Cirebon-Surabaya

Kemendag dan CBI Rekrut Pelaku Usaha Produk Home Decoration

Marolop Nainggolan Direktur Kerja sama Pengembangan Ekspor, Kementerian Perdagangan RI Foto: Marolop Nainggolan Direktur Kerja sama Pengembangan Ekspor. (Biro Humas Kemendag RI)

Jakarta - Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional bekerja sama dengan pusat promosi impor negara berkembang (Centrum tot Bevordering van de Import uit Ontwikkelingslanden/CBI) dari Belanda mengadakan program bimbingan ekspor produk home decoration ke negara-negara Eropa.

Hal ini disampaikan Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor Marolop Nainggolan pada saat membuka lokakarya program Workshop Export Coaching Project produk home decoration Surabaya pada 15 Agustus lalu. Sebelumnya kegiatan serupa telah dilaksanakan di Cirebon 12 Agustus lalu.

Produk home decoration Indonesia masih berpeluang besar di pasar Eropa. Belanda menjadi pintu masuk atau lokomotif ke pasar Eropa untuk ekspor produk home decoration Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 22.43%.

Selama lima tahun terakhir, perkembangan ekspornya menunjukkan tren positif sebesar 3,38% dengan nilai di tahun 2018 sebesar US$ 109juta. Produk home decoration yang menjanjikan untuk dapat diekspor ke pasar Eropa berdasarkan tren permintaan pasar Eropa antara lain furniture kecil yang mudah dipindahkan, furniture taman, keranjang dan kotak, eco-lighting dan cermin.

Melihat kekayaan keterampilan tradisional, banyaknya bahan baku alami yang unik dan berkualitas tinggi, serta pengalaman dalam ekspor, Indonesia dapat membidik segmen pasar menengah ke atas di pasar Eropa yang mengutamakan aspek luxury dan sustainability.

Dalam rangka mendukung program tersebut, Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) melalui Direktorat Kerja Sama Pengembangan Ekspor menggelar lokakarya untuk menjaring peserta yang akan mengikuti pembimbingan.

Dalam program ini, fokus produk terbagi atas produk home decoration berbahan kayu, rotan maupun serat alami lainnya. Wilayah Jawa Timur dan daerah Cirebon, memiliki banyak UKM yang potensial untuk didorong produknya hingga ke pasar luar negeri.

“Melalui program kerja sama ini akan memberikan kesempatan bagi para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Indonesia untuk mendapat pembinaan ekspor langsung dari tenaga ahli CBI Belanda untuk pengembangan bisnis produk home decoration-nya,” ujar Marolop di Jakarta.

Bagi pelaku usaha yang ingin mendapat bimbingan dapat mendaftarkan melalui situs web https://www.cbi.eu/projects/cbi%E2%80%99s-export-coaching-project-home-decoration-indonesia/ dengan batas akhir pendaftaran pada tanggal 31 Agustus 2019. Peserta yang terpilih mengikuti Program ini tidak dipungut biaya.

Sebagai landasan program ini, sebelumnya Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan telah melakukan penandatanganan Letter of Intent (LoI) kerja sama dengan CBI untuk memberikan bimbingan kepada pelaku usaha terpilih agar mampu memenuhi persyaratan dan selera pasar Eropa.

Penandatangannan dilakukan pada tanggal 23 Juli 2019, yang selanjutnya akan ditindaklanjuti dengan penandatanganan Nota Kesepahaman pada bulan Oktober nanti di Trade Expo Indonesia 2019. Nilai proyek kerja sama ini sebesar 2,5 juta Euro dengan target peningkatan ekspor sebesar 34,5 juta Euro pada akhir periode kerja sama.

Perusahaan yang mendaftar nantinya akan melalui beberapa tahapan seleksi, pembinaan, hingga masuk ke pasar. Perusahaan yang terpilih, akan menjalani program pembinaan ekspor yang meliputi bimbingan teknis dan coaching, program-program pelatihan antara seperti pemahaman pasar Eropa dan pengembangan CSR oleh perusahaan.

Pada tahap selanjutnya, program akan fokus kepada market entry bagi UKM untuk dapat memasuki pasar Eropa. Pada tahap ini, UKM akan mengikuti berbagai kegiatan seperti partisipasi pada pameran, B2B mission, atau online marketing.

“Kami harapkan para pelaku usaha dapat mendaftar untuk mengikuti program yang sangat baik ini. Program ini merupakan bantuan terakhir yang akan diberikan oleh CBI di Indonesia, selanjutnya tidak ada lagi. Karenanya kami harap dapat dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin”, pungkas Marolop.