Foto: Dok: Istimewa. Jakarta - Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha (Bimas Buddha) bersama Organisasi Keagamaan Buddha memulai pembahasan awal perancangan Grand Design Pembangunan Umat Buddha Indonesia. Rancangan strategis ini ditujukan untuk membangun masyarakat Buddha yang mandiri, bahagia, dan berkontribusi pada tercapainya visi Indonesia Emas 2045. “Dalam 20 tahun ke depan, impian kita adalah menghadirkan masyarakat Buddha Indonesia yang mandiri dan bahagia di tahun 2045,” ujar Direktur Urusan Agama dan Pendidikan Buddha, Nyoman Suriadarma, di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Rabu (10/9/2025). Penyusunan grand design akan dilakukan dalam tiga tahapan partisipatif. Tahap pertama mengundang majelis dari seluruh Indonesia untuk memberikan masukan terkait urusan keagamaan. Tahap kedua melibatkan para rohaniawan, pandita, dan organisasi keagamaan dalam membahas arah spiritualitas yang akan diangkat. Tahap ketiga, fokus pada pendidikan, akan melibatkan pemerhati pendidikan, lembaga, dan praktisi untuk merumuskan dimensi pendidikan dalam rancangan jangka panjang. Salah satu fokus penting adalah reformasi sistem pendidikan untuk mendukung visi 2045. Nyoman menekankan pentingnya konsep pendidikan umum berciri khas agama, yang menggabungkan kurikulum umum dengan karakteristik keagamaan. “Kita berharap ke depan tidak hanya ada satu dimensi pendidikan agama yang berjalan selama ini, tetapi juga pendidikan umum berciri khas agama,” jelas Nyoman. Dirurpendik berharap grand design dapat selesai tahun ini sehingga bisa menjadi pijakan program pembangunan umat Buddha mulai tahun depan. BACA JUGA : Dari Hati ke Tata Kelola, Jejak Antikorupsi Menag Nasaruddin Umar Tokoh Buddha Hadir di Istana Negara, Teguhkan Harmoni Kebangsaan Pergabi Gelar Doa Bersama, Serukan Cinta Kasih untuk Negeri Dirjen Bimas Buddha Ingatkan ASN Jaga Etika, Disiplin, dan Kinerja Please enable JavaScript to view the comments powered by Disqus.