BNPB Kendalikan Curah Hujan Ekstrem Lewat Operasi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat

bnpb Foto: Dok: BNPB.

Jakarta - Memasuki masa peralihan dari kemarau ke penghujan, sejumlah wilayah Indonesia kembali dihadapkan pada cuaca ekstrem. Hujan deras disertai petir dan angin kencang mulai mewarnai langit di berbagai daerah, seiring prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menyebut potensi hujan sedang hingga lebat terjadi pada 23–25 Oktober 2025.

Dari seluruh wilayah yang dipantau, Provinsi Jawa Barat menjadi daerah dengan risiko paling tinggi. BMKG memperkirakan curah hujan sangat lebat mencapai 100–150 mm per hari akan mengguyur sejumlah kota dan kabupaten seperti Karawang, Purwakarta, Subang, Cirebon, Garut, Pangandaran, dan Majalengka pada 24 Oktober 2025.

Melihat potensi risiko bencana yang meningkat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama sejumlah lembaga teknis menggelar Operasi Modifikasi Cuaca (OMC). Langkah ini bertujuan mengendalikan intensitas hujan agar tidak melebihi ambang normal yang berpotensi menimbulkan banjir dan longsor.

Operasi yang berpusat di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, itu dilaksanakan selama tiga hari, mulai 23 hingga 25 Oktober 2025. Pada hari pertama, pesawat Cessna Caravan 2028 PK-YNA terbang dua kali melakukan penyemaian awan. Sorti pertama dilakukan pukul 13.54–15.05 WIB dengan target wilayah Bogor menggunakan 800 kilogram kalsium oksida (CaO), sementara sorti kedua dilakukan pada malam hari pukul 19.49–22.10 WIB di kawasan Laut Selatan Jawa menggunakan 800 kilogram natrium klorida (NaCl).

Berdasarkan pemantauan radar BMKG hingga pukul 18.30 WIB, kegiatan OMC tersebut menunjukkan hasil signifikan. Curah hujan di wilayah target mengalami penurunan hingga 81 persen dibandingkan dengan kondisi sebelumnya.

BNPB mencatat, sebelum OMC digelar (periode 19–22 Oktober 2025), terdapat dua laporan banjir di dua lokasi berbeda di Jawa Barat. Namun setelah operasi dimulai pada 23 Oktober, tidak ditemukan laporan banjir baru, menandakan efektivitas modifikasi cuaca dalam mengendalikan potensi bencana hidrometeorologi.

Meski begitu, masyarakat tetap diminta untuk meningkatkan kewaspadaan. BNPB mengimbau warga agar rutin membersihkan saluran air, memangkas pohon tinggi di sekitar rumah, serta menyimpan dokumen dan barang berharga di tempat aman. “Masa pancaroba adalah periode rawan bencana. Kewaspadaan masyarakat menjadi kunci utama,” demikian imbauan resmi BNPB.