Foto: Dok: Istimewa. Jakarta - Badan Gizi Nasional (BGN) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) bersama 38 Koordinator Wilayah untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di seluruh Indonesia. Langkah ini dilakukan guna memastikan keamanan pangan dan mencegah terulangnya insiden keracunan yang sempat terjadi di sejumlah daerah. Kepala BGN Dadan Hindayana menegaskan bahwa pihaknya menargetkan “zero incident” atau nol kejadian keracunan dalam pelaksanaan MBG. “Kita ingin meminimalisir kejadian menonjol, sehingga target kita adalah nol kejadian itu,” ujar Dadan kepada wartawan, Senin (27/10). Dalam evaluasi tersebut, BGN menyoroti empat fokus utama, yakni penyesuaian jumlah penerima manfaat di tiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), sertifikasi wajib bagi seluruh juru masak, pelaksanaan rapid test bahan baku makanan, serta penggunaan alat sterilisasi food tray di setiap SPPG. “Pengalaman Jepang menunjukkan 90 persen kejadian berasal dari bahan baku. Karena itu, kami akan menguji bahan makanan serta hasil masakan sebelum didistribusikan kepada penerima manfaat,” jelas Dadan. Selain itu, seluruh SPPG juga diwajibkan menggunakan air bersertifikat dan alat sterilisasi bersuhu 120 derajat agar peralatan makan lebih higienis. Dadan menambahkan, Rakor juga membahas percepatan pembangunan ribuan SPPG baru agar jumlahnya mencapai 25.400 unit pada akhir Desember 2025. BACA JUGA : Evaluasi Nasional, BGN Tegaskan Standar Keamanan dan Kualitas Layanan Program Perlu Tambahan Anggaran, BGN Tetap Yakin Target Program MBG Tercapai Tahun Ini BGN Optimistis Capai Target 82,9 Juta Penerima Manfaat Program MBG Akhir 2025 Harga Bahan Baku Bervariasi, BGN Terapkan Sistem At Cost untuk Program MBG Please enable JavaScript to view the comments powered by Disqus.