Peningkatan Hubungan Dagang

Kemendag Gelar Pelatihan Promosi Perdagangan dengan Pakistan

Marolop Nainggolan Direktur Kerja sama Pengembangan Ekspor, Kementerian Perdagangan RI Foto: Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor, Marolop Nainggolan memberikan sambutan pada kegiatan capacity building “Training on Trade Promotion”

Karachi, Pakistan–Kementerian Perdagangan menyelenggarakan capacity building dalam bentuk pelatihan promosi perdagangan untuk para pejabat dan pegawai Trade Development Authority of Pakistan (TDAP) mulai 23 September sampai 25 September di Karachi, Pakistan. Pelatihan bertajuk 'Training on Trade Promotion' merupakan upaya meningkatkan kerjasama perdagangan bagi kedua pihak.

Kegiatan ini sebagai program aktivasi kerja sama antara Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional dengan TDAP serta bersinergi dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Karachi Pakistan. Acara ini dibuka oleh Totok Prianamto, Konsul Jenderal Republik Indonesia di Karachi, Pakistan; Marolop Nainggolan, Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor; dan Syed Rafeo Bashir Shah, Senior Direktur Jenderal Trade Development Authority of Pakistan.

Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor, Marolop Nainggolan mengatakan, pelatihan ini memberikan pengetahuan secara umum tentang perdagangan internasional dan aktivitas promosi perdagangan. Hal ini sekaligus mendorong pengusaha Pakistan untuk bermitra dengan pengusaha Indonesia.

“Materi pelatihan menitikberatkan pada aktivitas promosi dagang dan peningkatan nilai perdagangan Indonesia dan Pakistan lewat kegiatan ekspor dan impor,” ujar Marolop Nainggolan.

Pelatihan promosi perdagangan di Karachi, merupakan tindak lanjut nota kesepahaman antara TDAP dengan Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional untuk memperkuat organisasi, kerja sama ekonomi dan perdagangan serta peluang bisnis antara kedua negara.

Pelatihan ini juga menjadi upaya Kemendag untuk mempromosikan produk potensial Indonesia dan mendorong pelaku usaha atau sektor swasta di Pakistan untuk berpartisipasi pada promosi dagang serta menjalin hubungan bisnis dengan pelaku usaha di Indonesia.

Sementara itu, Konsul Jenderal Republik Indonesia di Karachi, Totok Prianamto mengungkapkan, kegiatan ini untuk menggali potensi dagang antara kedua negara dalam sektor ekonomi, perdagangan, investasi, dan people to people contact untuk mencapai target-target yang telah ditentukan kedua negara.Karena itu, lanjut dia, Indonesia selalu siap untuk bekerjasama dengan pelaku-pelaku bisnis Pakistan dan kegiatan ini diharapkan mampu memberikan stimulasi hubungan bisnis antar kedua negara.

Pelatihan ini diikuti oleh 32 peserta yang terdiri dari pejabat dan pegawai TDAP. Promosi perdagangan, ini juga menjadi salah satu cara Indonesia meningkatkan hubungan dagang dan peningkatan ekspor ke negara tujuan pasar nontradisional khususnya di kawasan Asia Selatan.

Peningkatan Perdagangan

Indonesia dan Pakistan pada 2013 telah mengimplementasikan perjanjian dagang Indonesia Pakistan Preferential Tarif Agreement (IP-PTA). Hasil perjanjian tersebut telah berhasil meningkatkan perdagangan kedua negara secara signifikan.

Tahun ini, Indonesia dan Pakistan sepakat akan memperluas perjanjian menjadi Indonesia-Pakistan Trade in Goods Agreement (IP-TIGA). Negosiasi perdagangan yang dilakukan untuk menggali potensi kedua negara dan dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi kedua negara.

Konsul Jenderal Republik Indonesia di Karachi, Totok Prianamto memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan capacity building “Training on Trade Promotion”.

Berdasarkan data Badan Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Kementerian Perdagangan, nilai total perdagangan kedua negara pada 2018 mencapai USD 3,10 miliar. Pakistan menempati peringkat ke-15 sebagai negara tujuan ekspor nonmigas utama Indonesia dengan nilai ekspor USD 2,38 miliar dan pangsa sebesar 1,46 persen.

Pakistan juga menempati urutan ke-36 sebagai negara sumber impor nonmigas utama Indonesia dengan nilai impor USD 641,4 juta dan pangsa sebesar 0,4 persen.

Komoditas ekspor andalan Indonesia ke Pakistan pada 2018 adalah minyak kelapa sawit dan turunannya, batu bara, mobil dan kendaraan bermotor lainnya, suku cadang dan aksesori untuk kendaraan bermotor, ban dan bahan baku serat buatan.

Sementara itu, komoditas impor utama Indonesia dari Pakistan pada 2018 adalah produk setengah jadi dari besi atau baja tanpa paduan, beras, gandum, buah jeruk, dan kertas.

Menurut Marolop, untuk lebih mempromosikan produk Indonesia dan memperluas jaringan bisnis dan investasi, Kementerian Perdagangan mengadakan pameran dagang terbesar di Indonesia yaitu Trade Expo Indonesia (TEI). Trade Expo Indonesia ke-34 akan diadakan pada tanggal 16-20 Oktober 2019 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) - BSD City Serpong Banten.

TEI merupakan pameran dagang internasional yang fokus pada B2B dengan tema untuk tahun ini “Moving Forward to Serve the World”. Tahun 2018, jumlah buyer Pakistan yang mengunjungi Trade Expo Indonesia sebanyak 68 orang, menghasilkan transaksi dagang sebesar USD 68 ribu.

Produk utama yang diminati antara lain alas kaki, produk pertanian, CPO, kosmetik, dan produk fashion. Pada kesempatan ini Kemendag mengundang kepada TDAP dan pelaku bisnis Pakistan untuk berpartisipasi pada Trade Expo Indonesia.

Narasumber dalam pelatihan promosi perdagangan berasal dari kalangan praktisi di bidang ekspor dan promosi yakni, Izmirta Rachman dari PT. Energi Agro Nusantara dan Suharlina Mahalli dari CV. Kokulayana. Materi yang disajikan meliputi pengenalan produk potensial Indonesia dan Pakistan, overview kegiatan ekspor–impor, incoterms, promosi ekspor, strategi promosi yang efektif, manajemen pameran, aktivitas pada saat pameran dan follow up setelah pameran.

“Kami berharap setelah kegiatan ini, peserta memahami proses perdagangan internasional khususnya kegiatan ekspor dan impor serta aktivitas promosi dagang. Selain itu mengetahui strategi promosi yang efektif untuk peningkatan perdagangan,” tutup Marolop.