Memastikan Bansos Sembako Presiden Sampai Kepada Warga Tidak Mampu

Juliari Batubara Menteri Sosuial memastikan sembako presiden tersalur ke masyarakat Foto: Mensos Juliari Batubara terjun langsung ke lokasi pembagian sembako presiden kepada warga DKI Jakarta Senin (4/5) kemarin.

Jakarta-Dua minggu terakhir, Menteri Sosial Batubara dipastikan tidak lagi bisa bekerja dari rumah. Pasalnya, kementerian yang dia pimpin adalah kementerian yang bertugas mengurusi penyaluran Bansos Sembako Presiden  kepada keluarga tidak mampu terdampak corona. 

Itulah sebabnya, seminggu belakangan, Juliari Batubara terlihat begitu sibuk memastikan jajaran Kementerian Sosial (Kemensos) mengerahkan seluruh kekuatannya  untuk memastikan distribusi Bansos Sembako Presiden di DKI Jakarta berjalan lancar.

Tak hanya Menteri Sosial Juliari P. Batubara,  Sekretaris Jenderal Kemensos Hartono Laras dan para pejabat Eselon l dan pejabat teras lainnya diharuskan ikut serta turun ke sejumlah titik distribusi bantuan. Masing-masing pejabat ditugasi mengecek dan mendistribusikan serta memastikan sembako sampai ke sejumlah titik.

Sekjen bergerak ke RW 06 Kelurahan Bungur, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat. Kemudian juga para direktur jenderal, inspektur jenderal, kepala badan, dan staf ahli Mensos, masing-masing mengawal distribusi bantuan tersebar di lokasi yang ditentukan.

“Hari ini, seluruh jajaran di Kemensos turun memastikan memastikan distribusi Bansos Sembako Presiden di DKI Jakarta berjalan lancar. Ini merupakan distribusi Bansos Sembako bantuan Presiden Tahap I. Dan akan ada bantuan tahap berikutnya,” kata Juliari Batubara sela-sela kunjungannya ke titik distribusi bantuan, di Jakarta. 

Ketika bertemu masyarakat,  Mensos mencoba menyerap berbagai informasi dan masukan. Mensos bahkan menemukan daftar penerima bantuan sosial (bansos) Sembako dari Pemda  DKI Jakarta sama dengan data penerima bantuan Kemensos. Akibatnya, beberapa penerima mendapatkan bantuan sembako dua kali.

“Saya akan berbicara dengan Gubernur DKI. Karena rencana awalnya, kan data itu tidak sama. Data dari pemda yang diberikan kepada kami adalah warga yang benar-benar baru, yang belum pernah terima bantuan sembako sama sekali,” kata Mensos.

Menurut Juliari, apabila ternyata sasaran bantuan sembako Kemensos sama dengan data pemprov DKI, distribusi bantuan tetap dilanjutkan. “Kan tidak mungkin, paket bansos sembako yang sudah ada sekarang ditahan menunggu data baru dari pemda. Jadi tetap disalurkan kepada masyarakat,” katanya.

Oleh karena itu, Mensos sangat berharap kepada kepemimpinan lurah dan ketua RT/RW setempat. Dengan kepemimpinan dan kewibawaan mereka, Mensos berharap dapat dilakukan pendekatan persuasif.

“Tadi saya sudah sepakat dengan Pak Lurah dan Pak RW di sini, misalnya ada warga yang mau berbagi yang lebih bagus. Kan bertetangga itu mengedepankan gotong royong. Tapi kalau nggak mau memang dia benar-benar membutuhkan sekali apa boleh buat. Nggak apa-apa. Jangan dipaksa,”  kata Mensos.

Hari Senin (3/5) kemarin, Mensos bergerak ke sejumlah titik distribusi bantuan. Mensos juga bergerak ke Kecamatan Jagakarsa, Kelurahan Lenteng Agung RW. 06 & 10, dengan kesiapan sebanyak 4.737 paket. Di Gang Masjid VIII, RT. 2/RW.1, Gedong, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, sebanyak 326 paket.

Lalu di Kelurahan Srengseng RW 03 Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat sebanyak 700 paket sembako. Selain itu, Mensos juga mengecek ke titik distribusi di Bambu Apus, Jakarta Timur.

Mensos mengingatkan, dalam distribusi bansos bagi warga terdampak Covid-19, selain kecepatan distribusi, juga harus diperhatikan ketepatan sasaran. Hal ini bisa dilakukan bila tersedia data penerima bantuan yang dapat dipercaya. Dalam penyaluran bantuan bansos, Kemensos berdasarkan data-data dari pemda. 

“Bukan kami yang menurunkan data ke bawah. Namun kami menerima data dari daerah. Aturannya, pembaruan data itu siklusnya dimulai dari bawah, atau dari daerah. Sehingga kami sebenarnya berharap datanya berbeda antara data yang sudah terima bantuan sembako DKI dengan data yang akan menerima bantuan Presiden,” katanya.

Selanjutnya, Mensos akan membicarakan temuan lapangan ini dengan Gubernur DKI Anies Baswedan, Senin (4/5/2020). “Kebetulan siang Senin siang saya akan rapat dengan Gubernur DKI. Saya tentu akan membicarakan masalah ini. Untuk tahap yang berikutnya kami mohon bisa diberikan data yang benar-benar baru, yang belum pernah terima bantuan sembako sama sekali,” katanya.

Dalam kesempatan berbeda, Sekjen Kemensos Hartono Laras juga mengecek kesiapan distribusi di RW 06 Kelurahan Bungur, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat. Kepada perangkat pemerintah setempat, Sekjen berpesan, agar bantuan tersebut disalurkan sebaik-baiknya.

“Pak Lurah, Pak RT/RW yang tahu daerahnya. Silakan sembako Bantuan Presiden melalui Mensos ini disalurkan kepada warga yang membutuhkan. Ini baru Tahap I, nanti akan ada bantuan tahap berikutnya,” kata Hartono Laras.

Salah satu penerima bernama Ibu Wiwik sampai tidak lagi punya penghasilan. Warga Kelurahan Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat, ini menangis haru usai ia menerima sembako langsung dari Mensos. Wiwik sangat senang mengingat saat ini suaminya yang bekerja sebagai buruh bangunan tidak lagi mempunyai penghasilan.