BGN Hadirkan SPPG di Ujung Negeri, Demi Gizi Anak Bangsa

badangizinasional,bgn Foto: Kepala Badan Gizi Nasional (BGN). Dok: Istimewa.

Jakarta - Di tengah bentangan wilayah nusantara yang luas, ada desa-desa jauh di tepian negeri, yang ditempuh dengan perjalanan berjam-jam dan terkadang hanya bisa dijangkau lewat jalan tanah berliku. Di sanalah Badan Gizi Nasional (BGN) menaruh perhatiannya: menghadirkan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) bagi masyarakat di daerah terpencil, terdepan, dan tertinggal (3T).

Kepala BGN, Dadan Hindayana, menuturkan bahwa pembangunan SPPG bukan sekadar menghadirkan bangunan berukuran 10 x 15 meter, melainkan simbol kehadiran negara untuk memastikan gizi anak bangsa tetap terjaga, sekalipun mereka tumbuh di pelosok yang sulit dijangkau.

“BGN bekerja sama dengan semua pemda. Pendataan dan pendaftaran SPPG terpencil dilakukan melalui Satgas yang dibentuk pemda. Kami ingin layanan gizi hadir hingga ke titik terjauh negeri ini,” ujar Dadan di Jakarta, Kamis (28/8).

Dadan menargetkan seluruh pembangunan SPPG, baik di wilayah padat maupun yang jauh dari pusat kota, dapat selesai pada akhir Oktober hingga pertengahan November 2025.

Hingga 28 Agustus 2025 pukul 21.00 WIB, tercatat 6.720 SPPG telah berdiri dan beroperasi, 15.906 unit tengah menunggu proses verifikasi, serta 4.357 unit lainnya siap diverifikasi. Totalnya, ada 26.873 titik yang berpotensi menjadi ruang harapan baru bagi pemenuhan gizi masyarakat.

“BGN mempercepat setiap proses verifikasi. Kami perkirakan butuh satu bulan agar semua mitra yang telah tercatat benar-benar terkonfirmasi dalam sistem,” jelasnya.

Di balik angka-angka itu, ada harapan sederhana: agar setiap anak di pelosok negeri tumbuh sehat, agar setiap keluarga di tanah air merasakan kehadiran negara lewat sepiring makanan bergizi.