Foto: Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha, Supriyadi saat memimpin apel pagi. Dok: Bimas Buddha. Jakarta - Di tengah riak keresahan yang merebak di berbagai wilayah, ketika dinamika sosial berpotensi mengusik ketenteraman dan merusak fasilitas publik, suara Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha, Supriyadi, hadir sebagai penyejuk. Lewat apel pagi di lantai 16 Gedung Kementerian Agama, Senin (1/9/2025), ia mengajak seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) Bimas Buddha untuk kembali ke jati diri: menjaga etika, disiplin, dan kinerja. Supriyadi menyoroti derasnya arus informasi di media sosial yang kerap menyalakan bara kegaduhan. ASN, katanya, tidak boleh hanyut oleh kabar tanpa kebenaran. Tugas aparatur bukan sekadar merespons, melainkan menunjukkan karya nyata yang terukur. “Kita semua wajib tetap berkinerja. Tunjukkan bahwa ASN memiliki indikator capaian yang jelas, sehingga masyarakat memahami kinerja aparatur pemerintah dengan baik,” ungkapnya, penuh penekanan. Sejalan dengan arahan Menteri Agama, institusi kini mengatur pola kerja campuran: 70 persen bekerja dari rumah, 30 persen tetap bertugas di kantor. Bagi Supriyadi, layanan publik tidak boleh berhenti, justru harus menjadi bukti bahwa pengabdian aparatur tak pernah terputus oleh situasi. Lebih jauh, ia kembali mengingatkan tentang lima budaya kerja dan etika kerja ASN—nilai yang tak hanya tertulis di dokumen, melainkan mesti hidup dalam sikap dan laku sehari-hari. “Kita harus menunjukkan pribadi yang berkarakter, yang punya jiwa juang dan semangat untuk memberi pelayanan terbaik bagi bangsa,” tegasnya. Supriyadi juga berpesan agar ASN berhati-hati dalam berekspresi, sebab ucapan dan tindakan adalah cermin integritas. Ia bahkan menugaskan Sekretaris untuk melakukan investigasi jika ada ASN yang menyalahi aturan. Pesan itu ditutup dengan ajakan reflektif, seakan mengikat seluruh jajarannya dalam satu sumpah diam-diam: “Mari kita memperbaiki diri, meningkatkan kinerja, agar masyarakat melihat bahwa aparatur negara ini benar-benar mengemban tugas dan tanggung jawab yang terukur,” pungkasnya. BACA JUGA : 31 Tahun KCBI, Menag dan Hartati Murdaya Ajak Cendekiawan Buddhis untuk Membangun Kerukunan Menag Ajak Cendekiawan Buddhis Ajarkan Agama dengan Penuh Cinta Please enable JavaScript to view the comments powered by Disqus.