Foto: Dok: Istimewa. Jakarta - Perkumpulan Guru Agama Buddha Indonesia (Pergabi) menggelar doa bersama bertema “Cinta Kasih untuk Negeri” pada Senin (1/9/2025). Kegiatan ini digelar secara daring dan luring, dengan pelaksanaan luring terpusat di PC Pergabi Batam serta diikuti secara daring oleh anggota dan umat Buddha dari berbagai daerah di Indonesia. Ketua Umum Pergabi, Sukiman, menegaskan bahwa perjumpaan batin melalui doa menjadi sumber kekuatan yang menenteramkan di tengah kondisi kebangsaan saat ini. Ia juga menyampaikan duka mendalam atas jatuhnya korban dalam berbagai peristiwa demonstrasi dan kericuhan yang terjadi. “Kami menyampaikan dukacita kepada keluarga para korban, baik dari masyarakat maupun aparat. Doa kami panjatkan untuk mereka yang meninggal, semoga berbahagia di kehidupan berikutnya. Bagi yang terluka, semoga mendapat perawatan terbaik dan segera pulih,” ujar Sukiman. Meski mengakui demonstrasi sebagai bagian dari kebebasan berekspresi, Sukiman menegaskan bahwa kekerasan dan tindakan merusak tidak pernah menjadi jalan kebajikan. Dalam ajaran Buddha, katanya, manusia diajak menapaki jalan cinta kasih, menjauhkan diri dari ucapan maupun tindakan yang melukai, serta menjunjung tinggi martabat sesama. “Malam ini kita terhimpun bukan untuk saling menyalahkan, melainkan untuk memperkuat komitmen bersama, memancarkan cinta kasih, dan kepedulian bagi seluruh anak bangsa,” ucapnya. Dalam kesempatan itu, ia mengajak umat Buddha mengarahkan doa bagi para korban, keluarga, peserta aksi, aparat, tenaga kesehatan, jurnalis, hingga relawan agar diberi ketabahan, perlindungan, dan kebijaksanaan. Untuk para pemimpin bangsa, ia berharap agar lebih mengedepankan dialog, keadilan, dan kemanusiaan. “Biarkan cahaya cinta kasih memasuki keluarga, sekolah, kantor, rumah ibadah, hingga jalan-jalan tempat aspirasi disuarakan. Cinta kasih akan mendamaikan suasana, melunakkan prasangka, dan membuka pintu dialog yang bermartabat,” tutur Sukiman. Menutup doa bersama, Sukiman mengingatkan bahwa doa harus diwujudkan melalui langkah nyata, seperti menjaga tutur kata yang menyejukkan, mengedepankan empati, menolong yang membutuhkan, dan memelihara persaudaraan dalam bingkai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. “Itulah bukti peran umat Buddha: tidak hanya mendoakan, tapi juga mewujudkan damai,” pungkasnya. BACA JUGA : Dirjen Bimas Buddha Ingatkan ASN Jaga Etika, Disiplin, dan Kinerja 31 Tahun KCBI, Menag dan Hartati Murdaya Ajak Cendekiawan Buddhis untuk Membangun Kerukunan Menag Ajak Cendekiawan Buddhis Ajarkan Agama dengan Penuh Cinta Please enable JavaScript to view the comments powered by Disqus.