Kepala BNPB Pimpin Penanganan Longsor Banjarnegara: “Keselamatan Tim dan Warga adalah Prioritas Mutlak”

bnpb Foto: Kepala BNPB, Letjen TNI Dr. Suharyanto. Dok: Istimewa.

Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Dr. Suharyanto, S.Sos., M.M. memimpin langsung penanganan darurat tanah longsor yang melanda Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Banjarnegara, Selasa (18/11).

Bersama Menko PMK Pratikno, kedatangannya merupakan instruksi langsung dari Presiden Prabowo Subianto agar penanganan berjalan cepat, tepat, dan aman.

Setibanya di lokasi, Suharyanto berjalan kaki menuju area terdampak bersama Bupati Banjarnegara Amalia Desiana, Deputi Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Budi Irawan, dan Kepala Kantor SAR Semarang Budiyono. Ia menyaksikan langsung kondisi pergerakan tanah yang masih aktif, jalan yang terbelah, serta rumah warga yang miring dan hampir roboh.

“Tanah masih bergerak, masih labil. Ini sangat membahayakan tim. Karena itu operasi SAR hari ketiga terpaksa dihentikan sementara,” tegas Suharyanto.

Ia memastikan keselamatan personel SAR sebagai prioritas. Di sisi lain, pencarian 26 warga yang masih hilang tetap menjadi fokus utama. Untuk mempercepat proses, BNPB mengupayakan operasi modifikasi cuaca (OMC) agar hujan dapat ditekan dan tim pencarian bisa kembali bekerja.

“Kami harapkan cuaca bisa cerah sehingga besok tim dapat masuk secara manual dan memakai pompa alkon,” ujarnya.

BNPB juga menyiapkan alat berat—10 eskavator—serta menerjunkan unit K9 untuk mencari titik-titik yang diduga terdapat korban.

Dalam rapat koordinasi di Kantor Kecamatan Pandanarum, Suharyanto menegaskan instruksi yang sama:
“Apapun caranya, ke-26 korban harus ditemukan.”

Selain pencarian korban, ia memerintahkan BPBD Banjarnegara memastikan kebutuhan dasar 917 pengungsi terpenuhi, mulai dari permakanan hingga sanitasi. “Ini bukan hanya soal makanan. Sandang, toilet, kamar mandi, sampai persampahan harus lengkap,” tegasnya.

BNPB juga mengingatkan warga agar tidak mendekati lokasi longsor karena ancaman pergerakan tanah susulan masih tinggi dan bukan kawasan untuk dikunjungi.